TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian memusnahkan jamur enoki asal Korea Selatan.
Pasalnya, jamur enoki dikaitkan dengan temuan adanya bakteri Listeria monocytogenes di dalamnya.
Bakteri Listeria telah menyebabkan empat orang meninggal dunia dan 30 orang lainnya dirawat di AS.
Disebutkan, bakteri Listeria terdapat pada jamur enoki yang diproduksi oleh perusahaan pangan Sun Hong Foods dan Green Co, LTD asal Korea Selatan.
Oleh karenanya, Kementan memerintahkan kepada importir untuk melakukan penarikan dan pemusnahan produk jamur enoki dari Green Co Ltd.
Di Indonesia, jamur enoki sangat dikenal sebagai pelengkap masakan suki atau digoreng crispy.
Baca: 9 Fakta Jamur Enoki yang Dimusnahkan Pemerintah karena Mengandung Listeria
Baca: Jamur Enoki Miliki Kandungan Listeria, Ahli Gizi: Bakteri akan Mati Jika Dimasak dengan Benar
Berikut sejumlah fakta terkait jamur enoki dan bakteri listeria sebagaimana dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:
1. Tanaman dari Asia
Jamur enoki atau enokitake adalah jenis jamur panjang dan tipis dengan penutup kecil di ujungnya.
Jamur enoki adalah tanaman asli China, Jepang dan Korea.
Dikutip dari healthbenefitstimes.com, orang China mengenali jamur khusus ini sebagai Jingu.
Sementara orang Korea menyebutnya sebagai paengi beoseot dan di Vietnam dikenal sebagai Tram Vang atau Vietnam.
2. Punya banyak khasiat
Masih dari healthbenefitstimes.com, ahli kesehatan di Asia menilai, jamur enoki memiliki banyak manfaat kesehatan dibanding jamur dari negara Asia lainnya.
Sebut saja meningkatkan kekebalan, anti-kanker, membantu penyakit hati, masalah lambung, menekan kadar kolesterol tinggi, kadar tekanan darah tinggi, serta sebagai anti-penuaan.
Jamur enoki sering digunakan dalam pengobatan herbal Asia dalam bentuk tonik untuk pasien kanker sebagai penguat kesehatan.
Kalori dalam jamur enoki pun lebih rendah, tapi kandungan nutrisinya tinggi.
3. Biasa dimasak
Jamur enoki kerap dipakai sebagai bahan masakan dalam kuliner orang Asia, terutama di Jepang, Korea, dan China.
Jamur enoki memiliki bobot ringan dan teksturnya renyah.
Oleh karenanya, jamur enoki dimasak menjadi sup, makanan pembuka, serta salad.
Sementara di Indonesia, jamur enoki dikenal sebagai satu pelengkap dalam olahan suki/steamboat bersama aneka bakso seafood, daging sapi, dan sayur pakcoy.
Selain tu, jamur enoki biasa dijual dalam bentuk kemasan di supermarket di Indonesia.
Saat membeli jamur enoki, pastikan dagingnya keras saat disentuh serta bebas dari bau busuk, hama, dan kerusakan.
Jamur enoki dapat disimpan di dalam kulkas selama seminggu dan letakkan di dalam wadah tertutup.
4. Bakteri Listeria
Dikutip dari Kompas.com, bakteri listeria adalah spesies bakteri penyebab penyakit yang ditemukan pada lingkungan lembap, tanah, air, hewan, dan vegetasi yang membusuk.
Bakteri listeria dapat bertahan hidup dan tumbuh di pendingin udara atau makanan yang diawetkan.
Menurut Dokter Ahli Gizi Komunitas dan Magister Filsafat, Dr dr Tan Shot Yen MHum, bakteri listeria tak hanya ditemukan pada jamur enoki.
Bakteri listeria kerap ditemukan sebagai kontaminan pada makanan yang tidak dimasak atau dimakan begitu saja.
"Antara lain seperti keju, produk susu, dan sosis," kata dia.
Sementara itu, dikutip dari situs resmi Kementan, bakteri listeria tahan terhadap suhu dingin.
Sehingga bakteri listeria mempunyai potensi kontaminasi silang terhadap pangan lain yang siap dikonsumsi dalam penyimpanan.
Bakteri listeria juga menyebabkan penyakit listeriosis yang mempunyai konsekuensi sakit hingga meninggal dunia, utamanya pada golongan rentan, balita, ibu hamil dan manula.
5. Dapat hilang
Masih dari Kementan, bakteri listeria dapat dihilangkan melalui pemanasan suhu 75 derajat C.
Hal senada juga disampaikan dr Tan.
Bakteri listeria akan mati jika dimasak dengan benar, yaitu dengan suhu mulai dari 75 derajat Celcius.
"Sekitar 75-80 derajat Celcius sudah mati, apalagi jika dimasak sampai matang dengan suhu 100 derajat Celcius," ujarnya.
dr Tan menyebutkan, pada dasarnya tidak semua makanan harus dimasak sampai matang, karena zat gizi terutama antioksidan akan hilang.
“Tapi mencegah infeksi penyakit yang ditularkan lewat makanan seperti Listeria memang membuat kita kembali ke PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat),” paparnya.
Selain memasak dengan benar, dr Tan juga menyarankan untuk cuci tangan dan mencuci bahan makanan dengan seksama.
“Bedanya kalau cuci tangan pakai sabun, cuci sayur dan buah cukup dengan air mengalir. Jangan lupa, bilas dengan air matang,” tutupnya.
(Tribunnews.com/Sri Juliati, Kompas.com/Sri Anindiati Nursastri)