News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sambut Hari Anak Nasional, Cukupi Hidrasi Anak demi Perkembangan Kognitifnya

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peringatan Hari Anak Nasional tahun ini harus dilewati oleh anak-anak Indonesia dalam suasana yang berbeda.

Di masa Adaptasi Kebiasaan Baru, pemerintah menerapkan aturan bahwa sebagian besar kegiatan belajar mengajar anak-anak masih harus dilakukan secara daring dari rumah, dan aktivitas anak-anak di luar rumah tetap perlu dibatasi demi menjaga kesehatan mereka.

Tentunya kini orang tua memerlukan strategi baru agar anak-anak tetap fokus belajar di rumah dan menjaga agar kemampuan kognitif anak tidak menurun selama periode ini.

Fungsi kognitif terlibat dalam segala hal yang mungkin dilakukan manusia, mencakup semua proses untuk memahami, fokus atau konsentrasi, berpikir dan mengingat, termasuk juga untuk merasakan emosi. Kemampuan kognitif anak ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Namun, tidak banyak orang tahu bahwa hidrasi sehat atau asupan air minum yang cukup dan berkualitas, merupakan salah satu faktor penting untuk perkembangan kognitif yang optimal pada anak.

Pakar hidrasi Indonesian Hydration Working Group (IHWG) dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), M.P.H. mengatakan kebutuhan cairan anak-anak berbeda dengan orang dewasa.

“Anak usia 4-6 tahun membutuhkan kurang lebih 6 gelas (1.2L) air minum setiap hari, sementara anak usia 7-12 tahun membutuhkan kurang lebih 7 gelas (1.5L) per hari,” ungkapnya, Kamis (23/7/2020).

Selain itu, untuk mencukupi kebutuhan cairan, mengonsumsi air yang berkualitas juga merupakan hal yang penting. Air berkualitas memiliki syarat yang tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dan tidak mengandung zat berbahaya, serta mengandung mineral.

Mineral seperti zinc (Zn), magnesium (Mg), Natrium (Na), dan Selenium (Se) yang dapat membantu memaksimalkan fungsi organ tubuh, serta Silika yang mengandung zat gizi guna pemeliharaan kesehatan tulang dan jaringan pada manusia, termasuk pada anak.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan tambahan minum 200–400ml atau 1-2 gelas sebelum waktu belajar dapat meningkatkan performa siswa dalam memperkuat daya tangkap visual dan memori mereka, sehingga akan membantu proses belajar untuk meningkatkan prestasi.

Namun sayang, pada kenyataannya data menunjukkan bahwa 1 dari 5 anak dan remaja di Indonesia masih belum mencukupi kebutuhan hidrasi mereka.

Sejalan dengan tema Hari Anak Nasional oleh pemerintah tahun ini, yaitu “Anak Terlindungi, Indonesia Maju” Brand Director Danone-Aqua, Intan Ayu Kartika menegaskan bahwa partisipasi pihanya dalam membantu orangtua menerapkan kebiasaan baik mengonsumsi air mineral pada anak, tak hanya berupa ajakan.

“Karakter-karakter yang lucu dan menarik pada Aqua Kids dapat membantu supaya minum air menjadi menyenangkan bagi anak. Dengan menyediakan botol Aqua Kids untuk mendampingi aktivitas anak, kami berharap dapat membantu orangtua mengajak anak mereka minum cukup air dan memulai kebiasaan baik,” jelas Intan Ayu Kartika.

Untuk memastikan kebutuhan hidrasi sehat keluarga Indonesia tercukupi dengan baik, Danone-Aqua berkomitmen untuk selalu menjaga kualitas air mineralnya tetap terlindungi dari sumbernya dan mengandung mineral alami pegunungan, sehingga segala kebaikan mineralnya mengalir untuk kebutuhan kesehatan anak Indonesia.

“Aqua ingin terus mengingatkan keluarga Indonesia, terutama anak-anak, untuk selalu memenuhi kebutuhan hidrasi harian agar tubuh tetap sehat dan kemampuan kognitif anak terus berkembang dalam situasi apapun,” kata Intan.

Tak hanya dalam hal pemenuhan hidrasi, secara umum mengajak anak mengadopsi kebiasaan baru memang tidak mudah. Psikolog anak dan Co-Founder Rumah Konsultasi Tiga Generasi, Saskhya Aulia Prima, M.Psi. mengatakan, tantangan yang belakangan kerap muncul bagi orangtua adalah sulitnya menjaga motivasi belajar dan melawan kebosanan anak saat pembelajaran dilakukan di rumah.

“Ditambah lagi selama belajar daring, tingginya frekuensi anak mengakses layar gawai otomatis mengurangi aktivitas mereka bergerak aktif dan memicu bosan. Padahal, di masa anak-anak seperti ini sangat dibutuhkan stimulasi lewat gerak aktif dan aktivitas eksplorasi kreatif untuk menunjang perkembangan kognitif secara optimal,” urainya.

Saskhya menambahkan bahwa kunci untuk membiasakan anak melakukan kebiasaan baru adalah dengan membangun rutinitas harian dan membuatnya menjadi lebih menyenangkan.

Orangtua juga memiliki peran penting dalam memberikan contoh kebiasaan baik pada anak, baik itu dalam proses belajar maupun dalam menjaga gaya hidup sehat.

“Memang kebiasaan baik akan lebih mudah ditiru oleh anak jika dilakukan oleh orangtua. Misalnya untuk mengajak anak aktif, terlebih dulu orangtua menerapkan kebiasaan memulai hari dengan olahraga ringan. Begitu pula dengan mengonsumsi air minum. Orangtua harus kreatif menjadikan minum air sebagai bagian dari rutinitas yang menyenangkan, juga perlu memastikan air minum ada di tempat yang mudah dijangkau oleh anak, sehingga dapat dilakukan tanpa menunggu anak merasakan haus terlebih dahulu,” paparnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini