"Sekarang ini, mal dibuka anak dibawa ke mal, tapi tidak diperhatikan kalau anak juga harus dibawa imunisasi. Jadi protokol kesehatan anak sama dengan orang dewasa. Namun, pilihannya untuk masker baru diberikan pada anak di atas 2 tahun," katanya.
Baca: Penularan Virus Covid-19 Makin Menjadi-jadi, 37 Negara Laporkan Lonjakan Kasus Baru
Sementara itu, Psikolog anak dari TigaGenerasi, Saskhya Aulia Prima mengatakan, pentingnya perasaan bahagia bagi seorang anak.
Menurut Saskhya, selain menjaga fisik tetap bugar, perasaan bahagia juga dapat menunjang peningkatan sistem imun dan perkembangan otak anak.
"Situasi PSBB seperti sekarang, bahagia selain bisa meningkatkan imunitas, tapi juga perkembangan otak anak. Jadi anak bisa belajar, bisa bertumbuh, salah satu syaratnya, kalau anak usia dini dia harus bahagia," kata Saskhya.
Kemudian, kata dia, seorang anak juga mengalami perkembangan emosi dan sosial. Oleh karena itu, selama masa pandemi ini, orang tua memiliki tantangan untuk memastikan pertumbuhan anak tetap berjalan optimal.
Sebab, anak yang sudah usia sekolah tetapi harus menjalaninya tugasnya dari rumah.
"Pada saat anak belajar di rumah, akhirnya orang tuanya punya tambahan peran baru, yang tadinya mungkin hanya sebagai orang tua, kemudian sebagai pekerja, tiba-tiba jadi guru," kata dia.
Oleh karena itu, anak merasakan situasi yang berbeda ketika diajarkan oleh orang tua.
Hal ini yang kemudian memerlukan perhatian khusus bagi orang tua dalam menjalankan peran baru tersebut. Sebab, interaksi anak dengan teman-temannya tidak dirasakan ketika belajar dari rumah.
"Kalau sekolah kan sudah punya rencana pembelajaran. Tapi interaksi yang kadang-kadang kurang, membuat bahagia atau membuat anak kurang termotivasi untuk belajar. Selain itu juga kalau di rumah motivasi anak belajar jadi beda," ucap Saskhya.
Baca: Update Corona Global 27 Juli 2020: Pasien Sembuh Capai 10 Juta, di AS 2 Juta Sembuh, Brasil 1,6 Juta
Ia menyarankan, bagi anak sebaiknya proses belajar lebih banyak dilakukan melalui aktivitas fisik secara langsung, daripada melalui virtual.
"Anak usia dini butuh gerak fisik aktif 3 sampai 4 jam. Tapi sekarang lebih banyak di layar, aktivitas fisik terbatas. Jadi pengaruh ke tumbuh kembang tentu ada," ujar Saskhya.
Dalam situasi ini, Saskhya mengingatkan orang tua harus lebih berusaha mencarikan kegiatan fisik untuk dilakukan bersama anak.
"Memang untuk sosialisasi sendiri ini lebih menyenangkan atau lebih bertumbuh kembang ketika dia (anak) ketemu teman-teman sebaya berinteraksi langsung," tutur Saskhya.
Selain itu, kata dia, dengan mengimbangi asupan nutrisi bergizi yang seimbang dan memastikan anak beristirahat cukup, pertumbuhan anak tidak akan terganggu.(tribun network/ras/kps)