Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Mengenalkan gender sudah bisa dilakukan sejak anak sudah mulai memahami permataan orang tua dan berbicara sekitar usia 15 hingga 18 bulan.
Ketua Satgas Perlindungan Anak IDAI, dr. Eva Devita Harmoniati SpA(K) mengingatkan saat mengenalkan mulai gunakan bahasa baku penis atau vagina dan fungsinya.
Penggunaan istilah seperti 'burung' untuk penis bisa membuat anak salah mengartikan karena sama seperti jenis binatang.
"Dianjurkan tetap mengenalkan alat kelamin dengan bahasa baku, laki-laki ya sebut penis kalau pakai bahasa lain seperti burung atau apa konotasinya kurang baik. Malah jadinya meganggap kurang penting," ungkap dr. Eva saat live bersama IDAI, Selasa (28/7/2020).
Baca: Obesitas Picu Mikropenis Pada Anak, Bagaimana Menyembuhkannya?
Baca: Pria Ini Lem Vagina sang Istri Setelah Tuduh Berselingkuh
Kemudian saat mengenalkan alat-alat vital pada tubuh anak, kasih taju juga siapa saja yang boleh memegang dan melihat yakni hanya ibu, ayah, atau yang menjaga anak.
Sehingga sejak dini anak bisa memproteksi diri sejak dini untuk menghindari pelecehan dan anak bisa bilang tidak saat ada yang mau memegang badannya.
"Mereka bisa menjaga organ mereka dan kalau ada orang-orang yang mau berbuat tidak baik, yang mau menyentuh, melihat organ tubuh mereka, mereka bisa mengatakan tidak karena itu privasi mereka," kata dr. Eva.
Dr. Eva juga menyarankan setelah mengenalkan gender kepada anak mulai umur dua sampai tiga tahun biasakan anak yang berbeda jenis kelamin tidak mandi bersama lagi, harus dipisah.
"Anak laki-laki dan perempuan sejak dua sampai tiga tahun tidak mandi bareng-bareng lagi karena dia sudah bisa notice perbedaanya," pungkas dr. Eva.
--