TRIBUNNEWS.COM - Kenaikan berat badan pada ibu hamil merupakan hal lumrah. Namun, kenaikan berat badan wajib dikontrol agar jangan sampai berlebihan.
Sebab, apabila berlebihan bisa membahayakan ibu dan janin.
Contohnya bisa muncul risiko preeklamsia, yaitu suatu kondisi peningkatan tekanan darah disertai dengan adanya protein dalam urine.
Kondisi ini terjadi setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu.
Preeklamsia harus diberikan penanganan untuk mencegah komplikasi dan mencegahnya berkembang menjadi eklamsia yang dapat mengancam nyawa ibu hamil dan janin.
Dalam studi British Medical Journal, ibu yang tengah hamil bisa mempunyai risiko diabetes sampai hipertensi.
Apalagi kelebihan berat badan tersebut kebanyakan bukan menjadi berat badan janin, tetapi terjadi penumpukan lemak jahat di tubuh ibu. Lemak jahat ini biasa disebut dengan lemak jenuh atau lemak yang sulit hilang dari tubuh.
Baca: Ibu Hamil Penderita Hepatitis Bisa Turunkan Penyakit ke Bayinya, Bagaimana Putus Penularan?
Kelebihan berat badan saat hamil biasanya dipicu oleh nafsu makan yang tidak terkontrol. Karena sedang mengandung, nafsu makan ibu umumnya jadi 2 kali lipat lebih banyak dari biasanya.
Selain itu, doyan makanan manis juga bisa menjadi salah satu pemicu kelebihan berat badan saat hamil.
Untuk menghindari hal tersebut, kita bisa lakukan 3 langkah mudah ini agar terhindar dari kelebihan berat badan saat hamil:
1. Jalani program diet di bawah pengawasan dokter
Jika ingin menjalani program diet saat hamil karena takut akan obesitas, sebaiknya melakukan itu dalam pengawasan dokter. Dokter dapat merujuk ke ahli gizi agar menyarankan yang terbaik bagi ibu.
2. Hindari makan makanan yang mengandung kalori berlebihan
Makanan yang mengandung kalori berlebihan seperti makanan siap saji, soda, permen, dan yang lainnya yang bersifat instan seharusnya dihindari agar tidak terjadi kelebihan berat badan saat hamil.