Laporan Wartawan Tribunnews, Hasiholan Eko Purwanto
TRIBUNNEWS, JAKARTA - Penyakit stroke tidak saja menimbulkan cacat pada tubuh bahkan mengancam jiwa.
Dokter Spesialis Neurologi/Saraf RS Siloam Sentosa Bekasi, dr Angelina Juwita Wibowo SpN mengungkapkan, banyak yang menganggap stroke itu kelemahan anggota gerak.
Padahal secara spesifik stroke adalah penyakit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak yang terjadi mendadak.
Karena itu, mengetahui adanya gejala stroke pada tubuh namun tidak melakukan tindakan pencegahan karena adanya Pandemi Covid-19 bukanlah keputusan yang tepat.
Saat ini rumah sakit telah menetapkan protokol kesehatan yang ketat yang diberlakukan tidak saja kepada pengunjung maupun pasien namun secara menyeluruh termasuk kepada petugas kesehatan.
Karenanya mencegah atau tindakan pengobatan stroke sebaiknya dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.
Baca: Benarkah Cabai Bisa Mengobati Stroke dan Kanker? Simak Penjelasan Dokter Spesialis Gizi Klinis
WHO mencatat sejak 2005 dalam setiap menitnya setidaknya ada 10 orang yang meninggal akibat stroke. B, tapi
Dengan menunjukkan gejala sesuai dengan lokasi otak yang terkena Stroke menduduki tempat ketiga di dunia setelah penyakit jantung dan kanker.
Baca: Bisa Sebabkan Pingsan Hingga Stroke, ini 3 Bahaya Penyakit Takikardia yang Diderita Jessica Iskandar
“Orang awam hanya mengenal stroke ringan dan berat. Padahal, stroke itu dibagi atas stroke perdarahan dan sumbatan,” ungkap dr Angel di sela Health Talk Siloam Hospitals Sentosa dengan tema Stroke, Jangan di Rumah Aja, Kamis (27/8).
Menurut dr Angel, gejala klinis yang sering terjadi pada saat terjadinya stroke adalah merasa pusing berlebihan diikuti pandangan dobel tidak sadar, bicara menjadi pelo dan tidak jelas, kesulitan menelan, kesemutan, kelemahan.
Jika seseorang mengalami stroke membutuhkan penanganan yang secepat mungkin agar tidak menimbulkan kecacatan atau bahkan mengancam jiwa penderitanya.
Dokter Spesialis Neurologi/Saraf RS Siloam Sentosa Bekasi dr Angelina Juwita Wibowo SpN., menyarankan segera dibawa ke rumah sakit.
"Saat ini rumah sakit telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat, sehingga tidak perlu takut untuk ke rumah sakit. Diam dirumab dengan gejala stroke bukan keputusan yang tepat", imbuh Angelina.
Salah satu cara mendeteksi dini gejala stroke adalah dengan metode FAST, yaitu F = face drooping (wajah tampak terkulai) ketika menemukan sebelah sisi wajah yang tampak tidak normal, tidak simetris, atau dikeluhkan terasa baal sesisi wajah, maka kecurigaan stroke meningkat.
Untuk A, lanjut dia, adalah arm weakness atau kelemahan lengan.Hal ini terjadi bila sebelah tangan tampak tertinggal atau tidak mampu mencapai level yang sama dengan tangan satunya, kemungkinan telah terjadi stroke. Selanjutnya adalah S atau speech difficulty (kesulitan berbicara). Gangguan bicara yang terjadi mendadak adalah salah satu gejala paling khas dari stroke. Bila suspek penderita tiba-tiba tidak mampu berbicara dengan lancar dan terbata-bata, atau bahkan berbicara pelo. Sedangkan terakhir adalah T = time atau saatnya memanggil bantuan.
“Dengan segera menghubungi puskesmas atau RS. Siloam Sentosa Bekasi. Jangan di rumah saja. Hal itu untuk segera ditemukan masalah yang terjadinya stroke, dengan melakukan CT Scan, MRI, pemeriksaan laboratorium. Demi menghindari adanya kecacatan atau bahkan kematian akibat stroke,” tutupnya.