News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Aktor Black Panther Meninggal

Kanker Usus Renggut Nyawa Pemeran Black Panther, Apa Bedanya dengan Sindrom Iritasi Usus?

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Chadwick Boseman meninggal dunia karena penyakit kanker usus besar yang dideritanya.

TRIBUNNEWS.COM - Kabar duka datang dari dunia perfilman internasional, Sabtu (29/8/2020).

Aktor pemeran Black Panther, Chadwick Boseman, meninggal dunia di rumahnya di Los Angeles, Amerika Serikat.

Menurut keluarga, Boseman menderita kanker usus. Dia didiagnosis empat tahun lalu.

“Pejuang sejati, Chadwick melalui semuanya dan mempersembahkan semua film yang Anda semua cintai,” kata keluarga dalam pernyataan resmi, dikutip dari Kompas.com.

Keluarganya mengatakan, Chadwick Boseman sedang menjalani kemoterapi dan operasi ketika menjalani syuting film Marshal, Da 5 Bloods, dan beberapa film lainnya.

“Sebuah kehormatan bagi kariernya bisa menghidupkan King T’Challa di (film) Black Panther,” demikian pernyataan keluarga.

Meski begitu, Boseman tidak pernah mengungkap tentang penyakitnya.

Kembali Viral Foto 'Wakanda Forever' Chadwick Boseman dengan Wajah Lelah (Twitter/Avengers)

Selain penyakit kanker usus yang banyak diderita orang-orang, ada pula penyakit dengan gejala mirip yang harus diwaspadai, yaitu sindrom iritasi usus.

Beberapa gejala sindrom iritasi usus besar mirip dengan gejala kanker usus, seperti sakit perut dan sembelit.

Hal itu karena keduanya mempengaruhi bagian tubuh yang sama.

Sehingga, tak jarang orang-orang sulit membedakan kedua jenis penyakit ini.

Padahal, sangat penting untuk mengetahui perbedaan keduanya agar dapat menentukan metode pengobatan yang tepat.

Lalu apa perbedaan kedua penyakit ini?

Melansir Kompas.com (29/8/2020), Kanker usus dan sindrom iritasi usus besar bisa menyebabkan kram perut atau nyeri serta mengubah kebiasaan buang air besar dalam beberapa hari.

Kedua penyakit ini juga bisa menyebabkan sembelit dan diare serta penumpukan gas di perut.

Namun, sindrom iritasi usus besar tidak menyebabkan keluarnya darah pada tinja.

Berbeda dengan kanker usus, sindrom iritasi usus besar tidak menyebabkan kelelahan ekstrim dan turunnya berat badan secara drastis.

Sindrom iritasi usus besar juga tidak menyebabkan pendarahan di area rektal.

Sindrom iritasi usus besar biasanya dapat dikelola dengan perubahan pola makan dan gaya hidup sehat.

Kabar baiknya, sindrom ini tidak meningkatkan peluang kita untuk mengalami kaker usus.

Karena gejala sindrom iritasi usus besar dan kanker usus terlihat sama, kita memerlukan bantuan dokter untuk menentukan diagnosis yang tepat.

Tetap waspadai kedua penyakit ini dan agar bisa mendapatkan penanganan lebih dini jika mengalaminya.

(intisari)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini