News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Imunisasi Anak Boleh Tetap Dilakukan Saat Pandemi, Achmad Yurianto Jelaskan Bagaimana Mekanismenya

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

IMUNISASI ANAK - Petugas mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap menyuntikkan vaksin pada anak yang mengikuti program imunisasi di Puskesmas Ngagel Rejo, Selasa (30/6/2020). Pelayanan imunisasi untuk anak tetap berjalan sesuai jadwal, meski saat ini Indonesia tengah dirundung wabah COVID-19 akibat virus Corona. Pelayanan menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan program imunisasi bagi
anak akan terus dilakukan, meskipun situasi pandemi covid-19.

Adapun program imunisasi dari Kemenkes yakni Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

"Kita harus pegang prinsipnya, anak sekolah itu bukan berarti harus di sekolah, tapi kita melihat umur kan," kata Dirjen P2P Kemenkes Achmad Yurianto dalam dialog publik di Graha BNPB, Senin (31/8/2020).

Meskipun sekolah belum dibuka, Yuri menyebut kegiatan imunisasi bagi anak sekolah tetap dilakukan di lokasi-lokasi selain sekolah.

Baca: Kemenkes Minta Masyarakat Tak Maknai Vaksin Covid-19 Sebagai Program Imunisasi

Baca: Wajib Imunisasi Anak di Masa Pandemi, IDAI Beberkan Risikonya Apabila Tidak Dilakukan

Seorang anak mendapatkan suntikan vaksin Human Pamillomavirus (HPV) saat kegiatan Bulan Imunisasi Anak sekolah (BIAS) di SDN 11 Pagi, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Selasa (4/10). Kegiatan ini untuk mewujudkan Indonesia bebas dari kanker serviks. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

"Pada beberapa daerah yang sudah memungkinkan operasional sekolah itu dijalankan silakan. Tapi kalau tidak, saya pasti meyakini kalau demand set ini cukup kuat," katanya.

Artinya, dikatakan Yuri, imunisasi ini bisa dilakukan melalui cara yang lain, di antaranya lewat janji temu atau dilakukan di tempat-tempat privat untuk mencegah penularan covid-19.

"Saya yakin orangtua kita itu demandnya tinggi sekali, karena mereka meyakini bahwa masa depan anak-anak itulah harapan mereka," ujarnya.

Sebelumnya, Ahli Tumbuh Kembang Anak dr. Ahmad Suryawan SpA(K) menyebutkan di awal-awal pandemi covid-19 memang ada imbauan untuk menahan dulu imunisasi untuk mengantisipasi covid-19.

Namun saat ini imunisasi sangat dianjurkan oleh dokter anak karena dapat mencegah anak mengalami penyakit yang bisa dicegah dengan cara imunisasi seperti polio maupun hepatitis.

"Kalau tidak imunisasi maka penyakit lain akan meningkat jadi imunisasi dasar harus dilengkapi, jangan ditunda lagi," ucap dr. Ahmad.

Poin berikutnya yakni kebersihan saat ini juga menjadi penunjang imunitas yang utama bagi anak-anak.

Contohnya kalau tangan anak bersih maka akan mengurangi masuknya virus penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh.

Ada banyak penyakit yang disebabkan oleh tangan kotor seperti diare, hepatitis, termasuk juga covid-19 yang saat ini menjadi pandemi dunia.

"Jadi kebersihan juga faktor yang mempengaruhi sistem imunitas atau kekebalan tubuh anak," ujar dr. Ahmad 
Yuri juga menjawab soal perbedaan imunisasi dan pemberian vaksin Covid-19.

Menurut Yuri, hal-hal seperti ini harus dijelaskan kepada masyarakat.

"Kita harus melihat bahwa vaksin Covid-19 jangan disikapi sebagai vaksin program (imunisasi). Ini outbreak respons ya. Tujuan dari vaksin Covid-19 memang untuk secepatnya memutus mata rantai penularan. Ini beda dengan vaksin program," ujar Yuri.

Pemberian vaksin Covid-19, dikatakan Yuri, nantinya dipengaruhi oleh kondisi epidemiologi dari virus itu sendiri.

"Ini yang harus kita pahami sehingga masyarakat mestinya dari awal sudah mulai kita beri info sebanyak-banyaknya soal ini," tambahnya.

Eks Jubir Gugas Penanganan Covid-19 itu mengatakan bahwa program imunisasi imunisasi bagi anak akan terus dilakukan, meskipun situasi pandemi Covid-19.

Vaksin Inggris
Kementerian Kesehatan atau Kemenkes menjajaki vaksin corona baru, dari yang selama ini sudah dikerjasamakan antara perusahaan farmasi China, Sinovac Biotech Ltd, dengan BUMN farmasi PT Bio Farma (Persero). Jika sudah diproduksi, vaksin corona hasil kerja sama Kemenkes dengan Imperial College London ini, diklaim lebih murah.

Plt. Kepala Balitbang Kemenkes, Slamet, mengatakan saat ini kerja sama dengan Imperial College London sedang dalam tahap pembahasan.

Vaksin corona buatan perguruan tinggi riset di Inggris itu, disebut sudah memasuki uji klinis tahap III dengan
melibatkan 1.200 relawan.

"Mengenai uji klinis vaksin COVID-19, Litbangkes kerja sama Imperial College London,
sedang tahap pembahasan. Pengadaan awal kuartal 1 2020," kata Slamet.

Menurutnya, vaksin corona tersebut diproyeksikan sudah bisa diedarkan pada awal
kuartal pertama 2021.

Perkiraan harga vaksin per dosis di kisaran antara 5 sampai 10 poundsterling atau setara Rp 97.000-194.000. Artinya harga untuk setiap orang bisa mencapai Rp 400.000 untuk dua kali vaksinasi. (tribun network/den/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini