Sementara bayi kembar tidak identik berasal dari dua sel telur dan dua sel sperma. Sehingga biasanya tidak mirip, golongan darah dan jenis kelaminnya bisa berbeda.
Menurut dr Bonti, faktor makanan tertentu dikatakan dapat mempengaruhi terjadinya kehamilan kembar namun ini berdasarkan pengamatan dan perhitungan statistik misal pada suku tertentu di Afrika yang makanan pokoknya yam (ubi) banyak terjadi kehamilan kembar, dan suatu penelitian menyatakan bahwa umbi-umbian mengandung progesteron dan fitoestrogen yang dapat memicu hyperovulasi.
Juga terdapat penelitian yang menemukan bahwa kehamilan kembar lebih banyak terjadi pada wanita yang mengonsumsi protein hewani dan dairy product ketimbang wanita vegan. Sehingga disarankan banyak mengonsumsi makanan-makanan tersebut.
“Kembar dua telur biasanya genetik, kalau kembar satu telur itu tidak ada faktor genetik terjadi spontan terjadi saat pembuahan si zygot membelah jadi dua,” kata dokter Bonti ketika dihubungi Warta Kota, Selasa (1/9/2020).
Ia menjelaskan, bila secara alami ingin punya anak kembar, boleh saja mencoba mengonsumsi jenis-jenis makanan yang disebutkan tersebut, namun jangan terlalu berharap dan mengonsumsi terlalu berlebihan.
Bayi Tabung dan Obat Penyubur
Sebenarnya bila memang ingin kehamilan kembar, bisa melakukan program bayi tabung, atau mengonsumsi obat penyubur dalam pengawasan dokter sehingga bisa membuat ovulasi yang lebih dari satu telur.
Terpenting baik kehamilan tunggal atau kembar, kecukupan nutrisi sangat penting.
Bila hamil tunggal saja ada tambahan kalori, terlebih kehamilan kembar.
Menurut Dokter Bonti, ketika hamil, ada tambahan sekitar 300 kalori, bila kehamilan kembar kebutuhanya jadi bertambah dua kali lipat.
“Tapi harus dilihat juga modal awal berat si ibu. Jangan sampai terjadi obesitas, harus dilihat juga jenis makanannya seperti apa. Jangan sampai kebanyakan karbohidrat yang menyebabkan gula darah menjadi tinggi. Sebaiknya lebih banyak protein agar pertumbuhan janin optimal tapi berat ibu tidak bertambah banyak,” kata dokter yang praktek di beberapa rumah sakit swasta di Jakarta ini.
Usia
Apakah usia mempengaruhi kehamilan kembar? Ternyata menurut dokter Bonti, kehamilan kembar, sebagian besar rata-rata diusia 30 tahun ke atas.
Pada usia ini, seringkali seorang wanita mengalami ovulasi telur lebih dari satu.
Ada mekanisme yang rumit di tubuh wanita yang dipengaruhi hormon juga yang membuat seorang wanita melepaskan sel telur lebih dari satu diusia 30 tahunan.