Laporan wartawan Wartakotalive.com, Lilis Setyaningsih
TRIBUNNEWS.COM – Umumnya, orang tanpa gejala (OTG) baru mengetahui positif terinfeksi Covid 19 setelah melakukan rapid test dan tes swab.
Sebab, mereka tidak mengalami gejala demam, sesak napas, batuk, sehingga memiliki potensi besar menjangkiti siapapun.
Oleh karenanya, penting menerapkan protokol kesehatan, di antaranya jaga jarak, menggunakan masker, dan cuci tangan.
Dan setelah mengetahui status sebagai OTG, wajib pula melakukan isolasi mandiri.
Baca: Selandia Baru Dorong Kolaborasi Energi Panas Bumi untuk Pulihkan Ekonomi Akibat Covid-19
dr Bobby Tanamas, seorang tenaga kesehatan, yang belum lama ini mengalami positif Covid 19 menceritakan pengalamanya sebagai OTG.
Menurutnya, sebagai tenaga medis yang berhadapan dengan pasien Covid 19, sudah menganggap terjangkit virus sebagai risiko profesi.
Kendati menggunakan alat pelindung diri (APD) level tiga sekali pun, salah melepas APD, kelelahan, human eror, berpeluang terjangkit Covid 19. Hanya menunggu waktu.
Terlebih, hari ke hari jumlah pasien Covid semakin banyak. Artinya paparannya jadi semakin banyak juga.
“Dengan pertambahan pasien 1000 per hari, tenaga medis hanya tunggu waktu untuk kena. Memang sudah risiko pekerjaan, terima dengan ikhlas."
Ia mengaku sudah mengantisipasi segala risiko. Termasuk jika ia dinyatakan sebagai OTG.
Baca: Indonesia Jajaki Peluang Kerja Sama Vaksin Covid-19 dengan Jepang
"Tapi saya tidak mempersiakan kalau dibagi-dibagi dengan orang lain, apalagi orang yang kita cintai. Karena kita tidak pernah tahu ketika mengenai orang lain, apakah gejala yang ditimbulkan hanya OTG, atau mengalami sesak yang parah,” ujar dr Bobby saat live IG di radio Elshinta, Jumat (11/9/2020).
Itulah kenapa rapid test dan tes swab sangat penting untuk mengetahui kondisi di masa pandemi.
Baca: Guru Keluhkan Kesulitan Belajar Online, Jokowi: Kalau Anak Terpapar Covid, Semuanya Jadi Salah
Apabila positif terjangkit dan tanpa disertai gejala, sebaiknya langsung lakukan isolasi mandiri.
Ia pribadi, selama isolasi mandiri, rajin berjemur di pagi hari selama 15-20 menit. Ia juga rutin berolahraga.
Kemudian mengonsumsi vitamin C dan vitamin D, serta menyantap makanan dengan nutrisi seimbang.
Asupan protein, lanjut dia, sangat penting karena mengandung asam amino yang berguna untuk pembentukan imunitas tubuh.
Protein bisa berasal dari hewani dan nabati seperti daging, ikan, telur, tahu, tempe, kacang-kacangan.
Heran
Yang membuatnya geleng-geleng kepala, masih saja ada orang yang mengabaikan protokol kesehatan. Apalagi dengan dalih bahwa virus covid-19 adalah bagian dari konspirasi.
"Heran saya. Virus ini ada," tegasnya.
Menurut dia virus tersebut tetap mematikan meski ada orang yang positif tanpa mengalami gejala. Situasinya fatal apabila yang terjangkit adalah orang yang memiliki penyakit penyerta.
"Misalnya, diabetes, jantung, belum tentu sekuat kita (OTG). Bisa jadi mereka menimbulkan gejala dan kematian,” papar dokter Bobby.
Ia sekali lagi menegaskan pentingnya menerapkan protokol kesehatan, yakni menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan atau disingkat 3M.