Laporan wartawan Wartakotalive.com, Lilis Setyaningsih
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ibu hamil termasuk berisiko lebih tinggi terkena infeksi Covid 19 seperti halnya anak-anak, lanjut usia, dan memiliki penyakit penyerta.
Kelompok ini dianggap memiliki daya tahan yang lebih rendah.
Kondisi ini membuat sebagian ibu hamil enggan mendatangi rumah sakit karena menanggap rumah sakit juga bisa menjadi tempat berkumpulnya orang sakit.
Meski demikian, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dr. Kathleen Juanita Gunawan, Sp.OG menyarankan, ibu hamil tetap harus melakukan kontrol kehamilannya, setidaknya enam kali selama kehamilan.
Baca juga: 3 Alasan Susu Ibu Hamil Beda dari Susu Sapi Biasa
Baca juga: Perlengkapan Bayi yang Dibutuhkan di Masa Pandemi, Apa Saja Itu?
Bahkan bila ibu hamil punya penyakit bawaan seperti diabetes, hipertensi, dan riwayat kelahiran premature, atau janin meninggal dalam kandungan konsultasi bisa lebih dari enam kali.
“Selain kontrol ke rumah sakit, sebaiknya ibu lebih banyak di rumah saja. Kalau ke rumah sakit harus paka masker, faceshield, menjaga jarak. Setelah pulang baju semua diganti dan langsung mandi," kata dr. Kathleen saat talkshow dengan tema ‘Perlindungan Ibu, Anak, dan Balita dari Covid 19’ yang diadakan dari Media Center Satgas Covid 19 di Graha BNPB, Rabu (14/10/2020).
Dijelaskannya, di rumah sakit biasanya juga dilakukan skrining, bila ada keluhan mengarah covid ada demam dan lainnya akan segera dipisahkan lebih lanjut.
Kalau semua baik masuk poliklinik untuk dilakukan pemeriksaan. Pihak rumah sakit juga sudah menerapkan protokol kesehatan
"Sehingga jangan terlalu khawatir ketika melakukan konsultasi ke rumah sakit,”
Proses Melahirkan
Di masa pandemi ini, ketika ibu mau melahirkan selalu dilakukan tes Covid 19.
Tes ini dilakukan sebagai persiapan saat melahirkan.
Pasalnya ketika positif, artinya pihak rumah sakit harus mempersiapkan dari ruang khusus dengan tekanan negatif, dokter serta perawat juga menggunakan alat perlindungan diri (APD) level 3, serta kesiapan tenaga medis.