Bila negatif artinya persalinan baik caesar atau normal bisa dilakukan seperti biasa.
Dokter Kathleen mengatakan, sejauh ini walaupun ibu dengan positif Covid, bayinya tidak terpapar.
“Sampai sekarang masih diteliti, dan belum terbukti ada penularan (dari ibu ke bayinya, Red) selama kehamilan dan persalinan. Walaupun ada laporan juga kasus bayi kena di dalam kandungan. Karena virus ini masih baru, jadi memang masih diteliti terus,” katanya.
Begitu juga menyusu ASI, masih harus dilakukan. Karena ASI adalah makanan terbaik buat bayi.
ASI dari ibu yang positif Covid juga sampai saat ini belum terbukti bisa menularkan.
Sehingga menyusui ASI tetap dilakukan. Agar proses menyusui bisa berhasil, juga bisa dilakukan inisiasi menyusui dini (IMD). Baik menyusui dan IMD, ibu yang positif harus menggunakan masker.
Dokter Kathleen menegaskan, proses kehamilan, dan melahirkan di era pandemi ini jangan membuat panik, agar 1000 hari kehidupan anak bisa tumbuh kembang optimal. Selain tetap kontrol, ibu juga harus tetap bahagia, dan jangan stress.
Berikut saran enam kali memeriksakan dengan alat USG (ultrasonografi) yang harus dilakukan selama kehamilan:
- Satu kali pada usia kehamilan 0-14 minggu (3 bulan) gunanya untuk mendeteksi adanya kelainan yang mungkin dialami oleh ibu hamil dan janinnya.
- Dua kali di trimester 2 (usia kehamilan 3-7 bulan), gunanya untuk melihat kondisi organ-organ pada janin dan plasenta serta kelainan yang mungkin terjadi
- Tiga kali pada trimester terakhir hingga mendekati kelahiran. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memantau tumbuh kembang janin serta menentukan rencana persalinan.