TRIBUNNEWS.COM - Selama pandemi covid-19 melanda, banyak orang bekerja dari rumah sebagai antisipasi penularan.
Sebagian mereka pun mengeluhkan tubuhnya pegal-pegal. Mereka mengalami nyeri otot selama kerja dari rumah atau work from home (WFH).
Penyebabnya tentu saja karena ruang gerak yang lebih terbatas.
Selain itu, WFH juga membuat seseorang duduk dalam waktu lama tanpa memerhatikan postur tubuhnya.
Hal itulah yang kemudian membuat banyak orang mengalami nyeri leher dan punggung selama WFH.
Belum lagi, beberapa otot menjadi tegang karena terus menerus menatap layar.
Penambahan berat badan karena tubuh tidak aktif, dan terlalu banyak makan camilan juga menimbulkan keluhan nyeri punggung dan lutut.
Hal itu disampaikan ahli bedah ortopedi Dr Lingaraj Krishna, seperti dikutip laman Asia One.
Beberapa orang ada yang mencoba jenis olahraga baru untuk menghilangkan kebosanan selama berada di rumah saja.
Baca juga: WFH Diprediksi Berkembang Jadi Work From Everywhere, Cyber Threat Disebut Makin Meningkat
Nah, apabila olahraga baru tidak dilakukan bertahap, maka bisa menyebabkan keluhan nyeri otot.
Sama halnya dengan orang yang sudah lama tidak berolahraga, dan tiba-tiba saat di rumah saja langsung melakukan latihan ekstrem.
"Ketika seseorang mulai berolahraga padahal sebelumnya jarang bergerak atau belum pernah melakukannya, beban pada sendi bertambah."
"Sebab, otot tidak mampu menopang secara memadai," ujar Dr Krishna.
Kondisi itu dapat menyebabkan nyeri leher, punggung, bahu, pinggul, lutut, dan pergelangan kaki, tergantung dari latihan yang dilakukan.
Ahli bedah lainnya Dr Lim Yi-Jia mengatakan, peningkatan intensitas, frekuensi, dan durasi latihan serta kurangnya waktu pemulihan juga dapat menyebabkan cedera.
Sebenarnya, nyeri sendi dan otot yang timbul selama WFH, entah karena postur tubuh yang buruk atau mencoba olahraga baru, bersifat sementara dan sembuh sendiri.
Langkah yang bisa dilakukan adalah bekerja dengan postur tubuh yang benar, dan melakukan peregangan jika sudah duduk dalam waktu lama.
Lalu, penting pula menjaga pola makan yang sehat, serta membuat program latihan bertahap dan progresif.
Baca juga: Redakan Pegal saat Beraktivitas ala Instruktur Yoga
Tapi, apabila nyeri otot dan sendi tak kunjung membaik dalam kurun waktu dua minggu, maka perlu mempertimbangkan pilihan untuk ke dokter.
Dr Lim mengatakan, pemeriksaan ke dokter diperlukan untuk menilai apakah perawatan yang dilakukan di rumah sudah tepat.
Selain itu, pemeriksaan juga bertujuan melihat potensi masalah ortopedi lain yang tidak disadari. Contohnya, nyeri otot atau tendon, nyeri sendi, maupun kekakuan sendi.
Semakin cepat masalah diketahui, maka penanganannya bisa semakin cepat, sehingga mencegah kondisi bertambah buruk.
"Jika masalah itu dibiarkan tidak terdiagnosis, maka bisa menyebabkan cedera kronis yang menyebabkan pengobatan tertunda."
"Akibatnya, rehabilitasi dan pemulihan harus dilakukan berlarut-larut," ujar Dr Lim.
Pemulihan untuk masalah ortopedi bergantung pada tingkat keparahan dan sifat cedera.
Namun, ada pula faktor lain yang ikut berkontribusi seperti usia, penyakit lain, kepatuhan terhadap pengobatan, dan rehabilitasi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jangan Anggap Sepele Pegal dan Nyeri Otot Kala "WFH"