TRIBUNNEWS.COM - Mungkin banyak orang mengalami susah tidur dan banyak hal yang sudah dibahas tentang itu. Termasuk penyebab dan solusinya.
Tapi, ada sebagian orang sangat mudah terlelap ketika tubuh mereka berada di posisi yang nyaman. Dalam posisi duduk pun mereka begitu gampang tidur pulas.
Bagaimana dampaknya bagi kesehatan jika kondisinya demikian?
Psikolog pengobatan tidur perilaku Michelle Drerup, PsyD menyebut, mudah tertidur bukan hal yang baik.
Ia menjelaskan mengapa sebagian dari kita tertidur terlalu cepat dan bagaimana ini bisa menandakan gangguan tidur.
Waktu yang dibutuhkan untuk terlelap
Jika kita mudah tertidur, bisa dikatakan kita termasuk yang beruntung. Sebab, banyak orang sulit untuk memejamkan mata mereka.
Baca juga: Bagaimana Meditasi Mampu Mengatasi Insomnia?
Akan tetapi, kita mungkin jadi tukang tidur dan sulit menjaga mata tetap terjaga. Padahal kualitas tidur jauh lebih kompleks ketimbang waktu yang kita butuhkan untuk tertidur.
"Kebanyakan orang butuh sekitar lima hingga 20 menit untuk tertidur," kata Dr. Drerup.
"Tapi ini hanya rata-rata. Setiap orang berbeda."
Kita tidak perlu khawatir jika kita berada di luar dari rentang waktu yang dibutuhkan untuk tertidur seperti disebutkan Dr. Drerup.
Baca juga: Susah Tidur, Padahal Sudah Lelah dan Mengantuk, Bagaimana Solusinya?
"Jika Anda membutuhkan tiga menit untuk tertidur, tetapi Anda merasa segar, Anda mungkin sudah istirahat penuh," ucap dia.
"Tertidur dengan cepat mungkin hal yang normal bagi Anda. Jangan terlalu terpaku pada angka itu."
Kurang tidur dan kekurangan tidur
Sleep deprivation (kurang tidur) dan sleep deficiency (kekurangan tidur) hampir mirip, namun tidak sama.
Sleep deprivation adalah kondisi di mana kita tidak mendapat tidur yang cukup.
Sementara itu, kita dapat mengalami sleep deficiency karena beberapa kondisi:
- Tidur di waktu yang tidak tepat
- Sering terbangun atau tidak tidur nyenyak
- Memiliki gangguan tidur yang mengganggu kualitas tidur
- Jika kita tidur kurang dari enam jam dalam semalam, maka kondisi yang kita alami dinamakan sleep deprivation. Sleep deficiency agak sulit dikenali.
Tanda atau gejala sleep deficiency
Meski kita bisa terlelap dalam rentang waktu normal (5-20 menit), bukan berarti kita mendapatkan tidur berkualitas.
Jika kita menemukan salah satu dari gejala ini, kita mungkin mengalami sleep deficiency atau kekurangan tidur.
Tertidur di saat suasana sepi
Duduk di tengah keramaian, membaca atau melakukan sesuatu yang membosankan membuat kita mengantuk dan ingin tidur.
Tidak bisa fokus
Ketika otak tidak mendapatkan tidur restoratif, kita kesulitan berkonsentrasi atau mengingat banyak hal.
Bisa jadi, kita membuat banyak kesalahan dan sulit mengambil keputusan.
Sering emosi
Mengendalikan emosi adalah hal pertama yang harus dilakukan saat kita tidak mendapatkan istirahat yang kita butuhkan.
Ketergantungan pada kafein
Saat kita cukup istirahat, kita tidak memerlukan kafein untuk menjalani rutinitas.
Jika kita meminum kopi, teh, atau minuman berenergi sepanjang hari, kafein dapat menyamarkan tanda-tanda kita mengalami sleep deficiency.
Menyadari pentingnya tidur
Selain makanan dan air, tubuh kita butuh tidur. Orang yang mengalami kekurangan tidur kronis memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita berbagai penyakit. Seperti:
- Diabetes tipe 2
- Penyakit jantung
- Obesitas
- Tekanan darah tinggi
- Depresi
- Cedera atau kematian akibat kecelakaan berkendara
Tips untuk tidur lebih baik
Ada sejumlah tips untuk memperbaiki kebiasaan tidur kita dan mendapatkan tidur yang nyenyak.
- Buat catatan atau diary tentang jadwal tidur kita
Catat kapan kita tidur dan bangun, dan bagaimana istirahat kita pada satu hari. Catatan atau diary ini dapat memberikan info penting tentang kualitas tidur kita.
- Mematikan layar perangkat elektronik
Cahaya biru dari ponsel pintar, tablet, dan TV dapat memaksa otak agar tetap terjaga. Jauhkan mata dari paparan layar perangkat elektronik, setidaknya satu jam sebelum waktu tidur.
- Menggeser waktu tidur bertahap
Jika kita tertidur dengan cepat atau tidak merasa mendapat istirahat cukup, tidurlah 15 menit lebih awal. Apabila tidak ada peningkatan setelah seminggu, majukan lagi jadwal tidur kita 15 menit.
- Mempunyai jadwal tidur dan bangun yang teratur
Jadwalkan tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, termasuk akhir pekan. Hal ini bisa membantu mengatur jam internal tubuh kita.
- Keluar rumah saat matahari bersinar
Habiskan waktu di luar saat siang. Siang hari memberi tahu tubuh kita kapan waktunya bangun.
- Beraktivitas
Jalan kaki, bersepeda, atau aktivitas fisik lainnya baik bagi kesehatan kita dan meningkatkan kualitas tidur.
Tidur berkualitas agar kita lebih produktif
Dr. Drerup mengatakan, jangan mengorbankan tidur demi pekerjaan atau tugas.
"Banyak orang berpikir mereka harus mengurangi waktu tidur karena mereka terlalu sibuk," katanya.
"Saat Anda lelah, Anda tidak produktif. Anda butuh waktu lebih lama melakukan sesuatu, akhirnya Anda membuang-buang waktu."
Dr. Drerup mengingatkan kita bahwa tidur adalah investasi.
"Jika Anda mendapatkan tidur berkualitas, Anda bisa lebih fokus pada tugas. Anda akan menyelesaikan lebih banyak hal dalam waktu lebih singkat."
Konsultasi kepada dokter
Mendapatkan tidur berkualitas adalah satu hal terbaik yang dapat kita lakukan demi menjaga kesehatan, di samping mengonsumsi makanan sehat dan berolahraga.
Jika kita mengalami tanda sleep deficiency, bicarakan dengan dokter.
Dokter akan merekomendasikan tes dan perawatan yang memungkinkan untuk memeriksa gangguan tidur atau kondisi kesehatan lainnya.
"Anda tidak bisa melewatkan kualitas tidur," kata Dr. Drerup.
"Itu membuat perbedaan besar dalam kehidupan sehari-hari dan kesehatan Anda secara keseluruhan."
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Gampang Tertidur, Bagaimana Dampaknya Bagi Kesehatan?