TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini cara menjaga kesehatan paru-paru di tengah erupsi gunung berapi.
Anda bisa melakukan tindakan pencegahan ekstra hingga menghindari memakai masker debu biasa.
Tindakan pencegahan ekstra dimaksudkan untuk anak-anak, orang lanjut usia, dan orang dengan penyakit paru-paru, yang lebih rentan terhadap gas dan asap.
Selanjutnya, Anda dapat menggunakan masker medis atau N95 yang mampu menyaring partikel lebih kecil.
Baca juga: Manfaat Kesehatan Susu Almond: Menstabilkan Kadar Gula Darah hingga Meningkatkan Kesehatan Jantung
Baca juga: Tips Kesehatan: 7 Jenis Teh Herbal yang Dapat Membantu Meringankan Sembelit
Diketahui, Indonesia merupakan satu di antara empat negara di dunia yang memiliki gunung api terbanyak.
Beberapa gunung api di wilayah Indonesia juga mulai mengalami peningkatan aktivitas.
Tentunya, kondisi ini juga turut memengaruhi kondisi kesehatan masyarakat yang tinggal di dekat area pegunungan tersebut.
Erupsi atau letusan gunung berapi seringkali memicu gangguan kesehatan, salah satunya masalah pernapasan.
Pasalnya, kabut vulkanik atau smog yang sering muncul saat erupsi bisa mengiritasi paru-paru dan memperburuk gangguan paru-paru yang sudah ada.
Kabut vulkanik mengandung abu,debu, sulfur dioksida, karbon monoksida, dan berbagai gas berbahaya yang mencemari udara.
Kabut vulkanik juga mengandung aerosol yang sangat asam dan bisa masuk ke dalam paru-paru.
Menghirup kabut vulkanik bisa mengiritasi paru-paru dan selaput lendir.
Tentunya, hal ini bisa memengaruhi fungsi paru-paru kita.
Partikel asam dalam kabut vulkanik juga bisa menyebabkan masalah berikut: