TRIBUNNEWS.COM - Stroke merupakan penyakit mematikan nomor tiga di dunia sekaligus penyumbang cacat nomor wahid di dunia.
Pernyataan itu disampaikan dr. Gilbert Tangkudung Sp.S(K) FINS, dokter spesialis neurologi di Siloam Hospital Manado, saat menjadi narasumber acara Health Talk yang digelar secara online, belum lama ini.
Menurut dr. Gilbert, stroke terbagi menjadi tiga tipe.
1. Stroke iskemik
Stroke iskemik terjadi ketika arteri tersumbat sehingga tidak bisa memasok darah ke otak.
Penyumbatan ini disebabkan oleh pembekuan darah atau aliran darah yang sangat kurang.
Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh aterosklerosis, atau penumpukan lemak, kolesterol, dan zat lain di dinding arteri.
Baca juga: Cara Mencegah Stroke Melalui Makanan, Hindari Makanan Berkolesterol Tinggi Berikut Ini
Timbunan plak kolesterol di dinding arteri dapat menghalangi aliran darah.
Jika pecah, gumpalan plak menyebabkan oklusi akut arteri. Dua jenis stroke iskemik yang paling umum adalah trombotik dan emboli.
Stroke trombotik terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di salah satu arteri yang memasok darah ke otak.
Stroke emboli terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di bagian lain tubuh seperti jantung atau atrei di dada dan leher bagian atas, kemudian gumpalan itu bergerak melalui aliran darah dan pindah ke otak.
Saat sudah sampai otak, aliran darah terhenti dan menyebabkan stroke.
2. Stroke hemoragik
Stroke hemoragik terjadi ketika arteri di otak membuka dan mengalami kebocoran darah.
Darah dari arteri yang bocor menciptakan tekanan berlebih di tengkorak, hingga akhirnya membuat otak bengkak dan merusak sel serta jaringan otak.
Ada dua jenis stroke hemoragik, yakni intraserebral dan subarachnoid.
Stroke hemoragik intraserebral merupakan jenis stroke hemoragik yang paling umum, terjadi ketika jaringan di sekitar otak terisi dengan darah dari arteri yang pecah.
Stroke hemoragik subarachnoid tergolong jarang terjadi.
Kondisi ini menyebabkan perdarahan di daerah antara otak dan jaringan tertutup.
3. Transient Ischemic Attack (TIA)
Serangan iskemik sementara atau sering disebut TIA atau ministroke, terjadi ketika aliran darah ke otak terhambat sementara.
Gejala TIA sama seperti stroke pada umumnya, tapi hanya bersifat sementara dan bisa kembali normal setelah beberapa menit hingga jam.
Seperti stroke iskemik, TIA juga disebabkan oleh gumpalan darah.
Ketika Anda atau kerabat ada yang pernah mengalami TIA, jadikanlah ini peringatan akan stroke di masa mendatang. Jadi jangan abaikan dan sepelekan TIA.
Menurut CDC, lebih dari sepertiga pasien stroke yang mengalami TIA akan mendapat serangan stroke besar hanya dalam jangka waktu setahun.
Sementara itu, 10 hingga 15 persen pasien TIA mengalami stroke besar dalam waktu hanya tiga bulan.
Berdasarkan faktor risiko, menurut dr. Gilbert, stroke terbagi dua bagian:
Pertama, adalah yang tidak dapat diubah
- Karena umur (diatas 55 tahun)
- Jenis kelamin (terutama pria)
- Ras tertentu dan Genetik dari riwayat keluarga
Kedua, yang dapat diubah
- Hipertensi
- Diabetes mellitus
- Obesitas
- Pasca stroke
- Kurangnya aktivitas fisik
- Penyalahgunaan obat
- Migrain, dan rokok
Semua faktor penyebab stroke ini mengalami gejala seperti di antaranya:
- Salah satu sisi mulut dan wajah penderita terlihat turun
- Lengan atau kaki mengalami kelumpuhan atau sakit saat diangkat
- Kesemutan tubuh sesisi
- Bicara jadi kacau dan tidak jelas
- Kesulitan memahami orang berbicara
- Hilang keseimbangan atau koordinasi tubuh.
- Pandangan ganda dan menjadi kabur
- Peningkatan tekanan darah yang mendadak
Dr. Gilbert mengatakan jenis stroke perdarahan atau hemoragik, dapat diobati dengan cara operasi dan konservatif
Sementara, lanjut dia, jenis stroke iskemik dapat diobati dengan memberikan trombolisis Intravena (<4,5 jam), yaitu alat yang melarutkan bekuan darah.
Trombektomi Mekanikal (<24 jam) adalah alat untuk menarik keluar bekuan darah.
Dr. Gilbert menghimbau siapa saja untuk menjaga pola hidup sehat. Misalnya, lakukan olahraga dan mencukupi nutrisi secara seimbang.