TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang berkembang terutama pada masa pertumbuhan, yang 70 persen lebih sering terjadi pada perempuan.
Pada gangguan ini tulang belakang menjadi membengkok dan memutar sehingga badan penderitanya menjadi tampak miring.
Melansir Spine Clinic, biasanya gejala menjadi semakin jelas terlihat pada anak usia sekolah dan remaja, tetapi jika tidak diatasi dapat menjadi lebih berat dan berlanjut hingga usia dewasa.
Dokter Spine Clinic Family Holistic, dr Regina Varani, menyebut tidak jarang penderita ataupun orang tuanya baru menyadari ada skoliosis saat kemiringannya sudah besar yaitu di atas 40 derajat, karena itu penting sekali mendeteksi kelainan ini secara dini.
Baca juga: Kenali Gejala Dini Skoliosis pada Anak, Penderitanya Bisa Alami Gangguan Jantung dan Paru-Paru
Bagi para orang tua di rumah atau mungkin bagi kalian yang curiga mengalami skoliosis, ini tiga gejala fisik paling sering yang terjadi pada penderita skoliosis:
- Pundak tinggi sebelah
Biasanya akan lebih jelas terlihat saat kita mengamati dari belakang dan pasien diminta untuk rileks, amati apabila pundak lebih tinggi atau tampak rounding di satu sisi.
- Panggul tinggi sebelah
Biasanya dapat diamati saat pasien berdiri, dilihat apakah celana atau rok tampak simetris atau lebih tinggi sebelah, bisa juga dilihat posisi retsleting apa di tengah atau cenderung miring.
- Tampak punuk di punggung bagian atas ataupun bawah
Untuk melihat ini lebih jelas biasanya penderita diminta membungkukkan badan, dengan membungkuk akan lebih jelas terlihat apa ada penonjolan punuk di satu sisi, yang menunjukkan adanya perputaran tulang belakang.
"Selain itu mungkin juga didapatkan keluhan berupa nyeri, pegal, sakit kepala, sesak, atau hingga kecemasan dan depresi. Karena itu jika ditemukan keluhan seperti di atas, segera periksakan ke dokter untuk memastikan apa memang mengalami skoliosis," kata dr Regina Varani dalam keterangan yang diterima, Kamis (21/1/2021).
Skoliosis sebetulnya jarang sekali menimbulkan kesakitan yang mengancam nyawa, tapi tetap penting untuk ditangani karena selain memberi keluhan kesehatan, secara jangka panjang ia dapat mempengaruhi tingkat produktivitas dan psikologis seseorang.
Bahkan salah satu riset melaporkan 56 persen remaja dengan skoliosis merasa tidak percaya diri dan merasa tertekan dengan bentuk tubuh mereka.