Tipe pertama disebut penyakit jantung bawaan biru (sianotik). Penanganannya adalah dengan pemberian obat secara tepat dan cepat untuk memastikan tidak adanya kegawatan di jalan napas dan pernapasan pasien serta pemberian cairan pada tahap awal dalam jumlah banyak dan cepat.
Tipe kedua disebut penyakit jantung bawaan tidak biru (nonsianotik), yaitu penyakit jantung bawaan yang tidak menimbulkan warna kebiruan pada anak.
Penyakit jantung bawaan non- sianotik bisa terjadi tanpa gejala atau dalam kondisi berat menimbulkan gejala gagal jantung yang ditandai dengan sesak yang memberat saat beraktivitas, bengkak, batuk panas berulang, gangguan pertumbuhan, dan kekurangan gizi.
“Deteksi penyakit jantung bawaan pada anak dapat dilakukan dengan mengenali tanda-tandanya sejak awal, antara lain tumbuh kembang terganggu, batuk panas, cepat lelah, sianosis (kulit membiru), dan bising jantung,” jelas Ganesja.
Tim dokter multidisiplin Siloam Heart Institute memiliki pengalaman dan keahlian dalam mengelola pasien mulai dari penyakit jantung bawaan sederhana hingga pasien dengan penyakit jantung bawaan kompleks seperti pasien post fontan surgery, univentricular heart, cyanotic complex, dan congenital heart lessions.
"Calon pasien bedah akan melewati proses skrining awal sebelum prosedur bedah dilakukan, baik uji laboratorium dan pencitraan sebelum tindakan bedah berlangsung guna memastikan pasien siap untuk menjalani bedah ataupun penanganan lainnya," kata Ganesja.
Berpusat di Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Siloam Heart Institute merupakan pusat pelayanan jantung komprehensif bagi masyarakat Indonesia yang didukung oleh berbagai subspesialis jantung serta dilengkapi oleh beragam fasilitas dan alat yang menunjang tindakan pembedahan jantung dari metode konvensional hingga minimal invasif.
Sampai saat ini, telah tercatat ± 2.371 kasus yang ditangani di antaranya merupakan 149 kasus penyakit jantung bawaan.