Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Angka kematian yang disebabkan penyakit kanker di Indonesia berada pada urutan ketiga tertinggi, setelah jantung dan stroke.
Oleh karena itu, kualitas hidup para pasien kanker ini pun tentunya menjadi perhatian.
Karena dalam menjalani proses terapi, pasien kanker sering merasakan penurunan pada nafsu makan akibat banyak munculnya sariawan dan mulut yang terasa pahit.
Hal ini kemudian berdampak pada turunnya berat badan serta daya tahan tubuh pada pasien kanker.
Baca juga: Pasien Kanker Sulit Telan Makanan Saat Terapi ? Konsumsi Nutrisi Cair Bisa Jadi Alternatif
Baca juga: Kenali Tiga Kanker yang Banyak Diderita Masyarakat Indonesia, Ketahui Pula Pencegahannya
Terkait hal ini, PT Kalbe Farma Tbk menghadirkan 'Nutrican', produk yang memiliki fungsi sebagai pendukung nutrisi bagi para pejuang kanker.
Marketing Manager Kalbe Farma dr. selvinna mengatakan bahwa produk ini merupakan makanan yang tinggi energi dan protein serta diformulasikan secara khusus untuk mereka yang tengah berjuang melawan penyakit ini.
"Nutrican dirancang khusus untuk pejuang kanker dan memilki kandungan penting seperti tinggi kalori, tinggi protdin, Omega 3, asam amino esensial, serat pangan, 12 vitamin dan 8 mineral untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pejuang dan penyintas kanker," ujar dr Selvinna, dalam webinar 'Media Gathering Nutrican 2021', Kamis (25/2/2021).
Nutrican ini merupakan produk hasil kerja sama Kalbe Farma dengan rumah sakit rujukan kanker nasional, yakni RS Dharmais.
Produk ini bisa dikonsumsi sebagai pelengkap pada sebelum, selama dan sesudah menjalani terapi bagi penderita kanker.
Selvinna berharap Nutrican bisa menjadi 'teman berjuang' bagi pasien kanker serta keluarganya.
Selain itu ia menambahkan, hadirnya produk ini merupakan bentuk komitmen Kalbe Farma dalam membantu penanganan terhadap pasien kanker di tanah air.
Sementara itu pada saat yang sama, Pharmaceutical Director Kalbe Farma Mulia Lie menegaskan bahwa pihaknya juga terus berupaya mewujudkan komitmen terhadap kesehatan masyarakat, khususnya bagi mereka yang menderita kanker melalui kehadiran layanan 'One Onco'.
"Salah satu wujud komitmen kami adalah dengan menghadirkan layanan One Onco atau Kalbe Oncology Total Solution," jelas Mulia.
One Onco adalah layanan onkologi terintegrasi yang memberikan solusi komprehensif kepada pasien kanker melalui layanan diagnostik terpadu, terapi pengobatan hingga komunitas.
"Kami berharap layanan holistik ini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dari pejuang kanker dan keluarganya, baik selama menjalani terapi maupun sesudahnya," kata Mulia.
Kalbe Farma juga berencana memperingati Hari Kanker Sedunia melalui acara 'World Cancer Day 2021' secara virtual pada 27 Februari mendatang.
"Tahun ini kami juga akan menggelar acara World Cancer Day 2021 di Indonesia secara virtual pada 27 Februari 2021, dengan mengangkat tema 'Life Before, During and After Cancer'," pungkas dr Selvinna.
Dalam menggelar kegiatan tersebut, Kalbe Farma turut menggandeng Yayasan Kanker Indonesia, Indonesia Cancer Care Community dan Comprehensive Cancer Center Siloam Hospitals Semanggi.
Perlu diketahui, nutrisi memiliki peranan penting bagi pasien kanker yang tengah mendapatkan perawatan terkait penyakit yang dideritanya.
Hal itu agar mereka bisa mempertahankan berat badan, mencegah komplikasi serta meningkatkan daya tahan tubuh.
Peningkatan daya tahan tubuh ini tentunya akan mempengaruhi tindakan selanjutnya dalam upaya penanganan penyakit tersebut.
Namun, selama menjalani pengobatan ini, pasien mungkin saja akan sulit menelan makanan bertekstur padat karena mengalami sariawan dan mulut yang pahit.
Dokter Gizi dr Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi mengatakan bahwa pasien kanker ini bisa mencoba konsumsi makanan dalam bentuk cair untuk tetap menjaga asupan nutrisinya selama masa perawatan.
"Kesulitan mengkonsumsi nutrisi padat bisa diganti dengan nutrisi cair, sebagai pelengkap maupun pengganti (pada saat) sebelum, selama maupun sesudah menjalani terapi," kata dr Dedyanto, dalam webinar tersebut.
Menurutnya, nutrisi yang tepat akan mengoptimalkan terapi kanker pada pasien.
Hal tersebut pun dibenarkan artis sekaligus survivor kanker, Shahnaz Haq yang mengakui bahwa nafsu makannya juga sempat turun drastis saat menjalani masa perawatan.
Hal itu pun akhirnya berdampak pada berat badan dan daya tahan tubuhnya.
Satu diantara sejumlah cara untuk menjaga agar daya tahan tubuh tetap stabil dan berat badan tidak turun yakni melalui konsumsi nutrisi yang tepat.
"Saya adalah seorang survivor dan saya ingin menjadi inspirasi bagi para pejuang kanker lain di Indonesia," tegas Shahnaz.
Perlu diketahui, penurunan nafsu makan merupakan efek samping dari pengobatan yang sedang dijalani pasien kanker pada umumnya.
Pada tahap ini, mereka biasanya akan merasa kesulitan saat makan.
Secara umum, penanganan pada pasien kanker ini terbagi menjadi dua, yakni pengobatan lokal dan sistemik.
Untuk pengobatan lokal ini meliputi operasi dan radiasi, sementara itu terkait pengobatan sistemik meliputi kemoterapi, terapi target dan imunoterapi.
Kanker memang menempati posisi ketiga terkait urutan penyakit yang menyebabkan kematian di Indonesia, setelah jantung dan stroke.
Sedangkan di dunia, penyakit ini menempati posisi kedua yang menyebabkan kematian.
Lalu apakah penyakit kanker mudah dideteksi sejak dini ?
dr Dedyanto mengatakan bahwa biasanya pasien kanker tidak menyadari kemunculan gejala awal.
Hal itu karena pada awal perkembangan sel kanker, justru tidak menimbulkan gejala.
"Pada saat awal perkembangan, kanker tidak menimbulkan gejala, sehingga banyak pasien kanker yang tidak menyadari," jelas dr Dedyanto.
Namun jika gejala ini bisa disadari sejak awal, kemungkinan untuk mengendalikan perkembangan penyakit ini pun cukup besar.
"Bila dikenali sejak awal, kanker besar kemungkinan bisa dikendalikan," papar dr Dedyanto.
Perlu diketahui, pada tahap awal perkembangannya, biasanya kanker memang tidak menimbulkan gejala.
Bahkan penderita kanker baru menyadari penyakit ini setelah mencapai stadium lanjut.
Oleh karena ini, hal ini banyak membuat pasien kanker terlambat mendapatkan tindakan sejak dini hingga akhirnya berujung pada kematian.
Jumlah penderita kanker di Indonesia pun terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Pada 2013, jumlah penderita kanker di Indonesia disebut mencapai angka 1,4 per 1.000 penduduk.
Angka itu kemudian naik menjadi 1,79 per 1.000 penduduk pada 2018.
Ini tentunya harus menjadi perhatian khusus, terutama saat masa pandemi virus corona (Covid-19) seperti saat ini.
Karena penderita kanker rentan terpapar virus tersebut.