Kateter eksternal adalah kateter yang ditempatkan di luar tubuh.
Ini biasanya diperlukan untuk pria yang tidak memiliki masalah retensi urin tetapi memiliki cacat fungsional atau mental yang serius, seperti demensia.
Kateter eksternal ini terlihat seperti kondom yang menutupi kepala penis.
Sebuah tabung yang terpasang pada kateter mengumpulkan urin ke dalam kantong drainase.
Kateter ini umumnya lebih nyaman dan memiliki risiko infeksi yang lebih rendah daripada kateter yang menetap.
Kateter eksternal biasanya perlu diganti setiap hari, tetapi beberapa merek dirancang untuk penggunaan yang lebih lama.
Hal ini dapat menyebabkan lebih sedikit iritasi kulit daripada kateter yang perlu diganti ulang setiap hari.
Baca juga: Delapan Langkah Agar Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Tetap Ideal
Baca juga: Cegah Komplikasi, Ketahui Gejala Penyakit Ginjal Sejak Dini
3. Short-term Catheters/Kateter jangka pendek (Kateter Intermiten)
Seseorang mungkin hanya membutuhkan kateter untuk waktu yang singkat setelah operasi sampai kandung kemihnya kosong.
Setelah kandung kemih kosong, kateter jangka pendek perlu dilepas.
Pemasangan kateter ini dapat dilakukan melalui uretra atau melalui lubang yang dibuat di perut bagian bawah untuk kateterisasi.
Ujung luar dari tabung mungkin dibiarkan terbuka, memungkinkan urine mengalir ke dalam wadah.
Pilihan lainnya adalah memasang selang ke kantong drainase eksternal, yang menampung urine.
Prosedur Pemasangan Kateter Urine
Pemasangan kateter dilakukan oleh perawat yang bertugas atas instruksi dari dokter.
Selain itu, kateter harus dipasang ke tubuh pasien dalam prosedur yang benar-benar steril untuk menghindari risiko infeksi kandung kemih.
Jadi, pastikan untuk selalu menjaga kebersihannya dan berkonsultasi dengan dokter.
Berikut ini prosedur pemasangan kateter urine:
1. Perawat akan membuka dan membersihkan peralatan kateterisasi serta alat kelamin pasien terlebih dahulu.
2. Kemudian, selang dilumuri dengan pelumas tertentu agar mudah dimasukkan ke dalam saluran kencing.
3. Pasien akan diberi bius lokal terlebih dahulu untuk mengurangi rasa sakit atau tidak nyaman saat dipasangi kateter.
4. Perawat memasukkan selang kateter ke dalam saluran kencing (uretra) sedikit demi sedikit.
5. Selang kateter akan dimasukkan kira-kira sekitar 5 cm, hingga mencapai leher kandung kemih.
6. Setelah itu, pasien sudah bisa langsung buang air kecil menggunakan selang kateter.
Urin akan mengalir melalui selang kateter, kemudian memasuki kantong urin.
7. Jangan lupa kosongkan kantong urin yang terhubung pada kateter setiap 6-8 jam sekali.
(Tribunnews.com/Latifah)
Berita lainnya terkait Kesehatan