Ia menekankan bahwa anak yang tidak cocok dengan susu sapi akan rentan mengalami kekurangan nutrisi penting seperti zat besi.
Hal ini tentunya menimbulkan kekhawatiran pada banyak orang tua.
Padahal, zat besi merupakan salah satu nutrisi utama yang dapat mendukung proses tumbuh kembang anak yang tidak cocok susu sapi, agar tetap tumbuh secara maksimal.
"Adanya risiko kekurangan zat besi yang lebih tinggi pada si kecil yang tidak cocok susu sapi dapat disebabkan karena si kecil mengalami pembatasan jenis asupan makanan yang tidak sesuai. Serta adanya risiko inflamasi pada saluran cerna, sehingga dapat menyebabkan si kecil tidak memperoleh kecukupan asupan nutrisi penting," kata Prof Budi.
Prof Budi menegaskan bahwa orang tua memiliki peranan penting dalam memastikan nutrisi yang tepat dan mencukupi bagi anak dalam proses tumbuh kembang di awal kehidupannya.
"Oleh karena itu, penting untuk memastikan nutrisi yang tepat dan adekuat pada awal kehidupan si Kecil, terutama bagi yang tidak cocok susu sapi," jelas Prof Budi.
Ia pun melihat permasalahan mengenai anak yang tidak cocok dengan susu sapi ini sebagai hal yang tidak boleh dianggap sepele.
Karena angka kasus anak yang mengalami masalah ini justru banyak terjadi pada usia awal kehidupannya.
"Permasalahan anak yang tidak cocok susu sapi ini tidak bisa diremehkan, karena dampak dan prevalensi-nya yang umum ditemukan pada usia di awal kehidupan," tegas Prof Budi.
Melihat temuan tersebut, tentunya ini menjadi hal yang sangat serius bagi para orang tua, terutama kaum ibu.
Sehingga diharapkan para orang tua bisa teliti dalam memperhatikan kondisi anaknya, agar mereka dapat secara cepat mengetahui jika anak mereka tidak cocok dengan susu sapi.
Prof Budi kemudian menyebut salah satu solusi yang bisa menjadi alternatif dalam menggantikan susu sapi adalah melalui konsumsi Air Susu Ibu (ASI).
"Di sini, peran penting orang tua khususnya bunda sangat diperlukan untuk tetap tanggap dalam penanganan kondisi si kecil. ASI merupakan yang terbaik bagi si kecil yang tidak cocok susu sapi," papar Prof Budi.
Selain pemberian ASI, para orang tua disarankan untuk melakukan konsultasi ke dokter anak agar memperoleh saran dan penanganan yang benar sesuai dengan kondisi anak tersebut.