Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sirkumsisi atau sunat memiliki beberapa metode beserta tingkat risikonya.
Sirkumsisi diartikan sebagai tindakan pemotongan kulit yang menutupi kepala mr p. Prosedur tersebut pada dasarnya bisa dan boleh dilakukan saat anak-anak maupun ketika sudah dewasa.
Namun, dengan perkembangan jaman saat ini, banyak terobosan baru yang membuat proses sirkumsisi menjadi mudah, cepat dan tanpa rasa sakit.
Baca juga: Pria Dewasa yang Sunat Tak Boleh Berhubungan Suami Istri Selama 4 Pekan, Jahitannya Akan Robek
Baca juga: Kapan Sunat Sebaiknya Dilakukan? Ahli Beri Penjelasan Soal Itu
Prof. Andi Asadul Islam, Ph.D,MD, sekaligus ketua PP Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia (PP IKABI), menjelaskan empat metode sirkumsisi berdasarkan tinggkat risikonya beserta harga yang ditafsir dari setiap metodenya.
Metode Konvensional
Metode ini dilakukan dengan memotong langsung preputium (kulup) dengan alat potong seperti gunting atau pisau bedah.
Metode ini minim risiko dan dapat di lakukan untuk pasien segala usia.
“Pada sirkumsisi ada beberapa jenis yang paling umum digunakan adalah konvensional. Konvensional itu seharusnya metode paling aman ya, kenapa saya bilang paling aman, asal dikerjakan dengan cara yang betul-betul sesuai kaidah-kaidah kedokteran,” ucap Prof Andi.
Proses penyembuhan metode ini cukup lama dan membutuhkan peristirahatan di rumah lebih lama.
Metode Laser
Metode laser menggunakan pemanas elektrik yang ditembakan ke ujung mr. p untuk memotong preputium.
Proses tindakan ini lebih cepat, minim jahitan dan sederhana. Serta proses penyembuhannya lebih singkat.
Kekurangannya adalah dapat menyebabkan luka bakar saat proses sirkumsisi.
Metode Klem
Metode ini dilakukan dengan cara memasang alat klem di batang mr p sesuai dengan ukuran diameter klem maksimal 3-4 cm.
Tidak menggunakan jahitan dan minim pendarahan. Namun, metode ini cukup mahal dan klem berisiko menggantung di mr p.
Metode Starpler
Metode starpler umumnya dilakukan pada pria remaja dan dewasa.
Caranya dengan menggabungkan dengan metode potong serta jahitan dengan alat starpler berbentuk pisau bundar untuk memotong prepetium.
Metode ini sama cukup mahal dan berisiko menggantung di mr p.
Mana yang paling aman?
Dari beberapa metode di atas menurut Prof Andi, ada baiknya pasien melakukan metode konvensional selain murah apabila dikerjakan oleh ahlinya akan memiliki risiko yang rendah dan aman.
"Terus terang ya, sunat yang paling aman adalah konvensional. Paling aman karena kita bisa melihat secara langsung, kelihatan semua. Jadi saran saya kalau mau konvensional," tutupnya.