Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkembangan teknologi seperti dua mata pisau.
Di satu sisi dapat memberikan manfaat.
Sedangkan pada satu sisi lain bisa memberikan dampak negatif.
Hal positif dari teknologi adalah memudahkan berbagai pekerjaan.
Baca juga: Rionny Mainaky Santai Menanggapi Bullying
Meskipun begitu perkembangan teknologi dapat membawa efek tidak baik seperti cyber bullying.
Tidak jauh berbeda dengan perundungan biasa, cyber bullying adalah bentuk intimidasi atau penganiayaan yang dilakukan lewat dunia maya.
Selama dua tahun terakhir, penggunaan gawai memang meningkat.
Hal ini dikarenakan aktivitas lebih banyak dialihkan di rumah, apa lagi proses pembelajaran di sekolah secara online sejak pandemi Covid-19 melanda dunia.
Penggunaan gawai yang terlalu sering menyebabkan anak rentan menjadi korban.
Baca juga: Perusahaan Produksi River Where the Moon Rises Tuntut Ji Soo atas Kerugian akibat Skandal Bullying
Dalam live streaming Radio Sonora FM, Jumat (16/4/2021), David Togatorop mengungkap cyber bullying biasanya berupa body shaming, ejekan, mengirim foto atau video tidak senonoh dan celaan.
Tujuannya adalah untuk memberikan intimidasi kepada korban.
Sayangnya, terkadang anak tidak mengetahui jika sudah mendapatkan perlakuan cyber bullying.
Namun, orangtua dapat melihat perubahan pada anak.
Bisa jadi yang tadinya ceria bisa berganti menjadi murung.
Kemudian yang awalnya senang berbicara, tiba-tiba menjadi pendiam.