News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penderita Hipertensi Boleh Olahraga, Tapi Ingat, Ada Aturannya, Ini Penjelasan Dokter

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penderita Hipertensi Boleh Olahraga, Tapi Ingat, Ada Aturannya, Ini Penjelasan Dokter

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Mayoritas masyarakat beranggapan, bentuk olahraga hanya untuk prestasi atau kesehatan.

Namun perlu diingat, olahraga untuk kesehatan harus sesuai petunjuk dan parameter tertentu, sehingga seseorang bisa dinilai memiliki kondisi yang lebih baik setelah berolahraga.

Dokter Spesialis Kesehatan Olahraga, dr. Michael Triangto, Sp.KO menjelaskan,
saat bergerak tubuh menggunakan anggota-anggota gerak seperti otot dan tulang-tulang yang membutuhkan aliran darah dari jantung.

Gerakan akan menaikkan denyut jantung, yang bisa dimonitor dari denyut nadi.

Baca juga: Latihan Fisik Jadi Kunci Kendalikan Hipertensi, Pantau Tekanan Darah dengan Jam Tangan Jadi Tren

Baca juga: Amerika Izinkan Kembali Vaksin Johnson & Johnson setelah Sempat Ditangguhkan karena Pembekuan Darah

Berolahraga akan memaksa jantung berdenyut lebih kuat, dan menaikkan tekanan darah.

Setelah selesai olahraga, denyut nadi akan berkurang, dengan demikian tekanan darah jadi lebih terkontrol.

"Olahraga bagus untuk jantung dan tekanan darah, tapi harus diperhatikan. Kalau kita paksakan terus bisamenaikkan tekanan darah melampaui batas kemampuan. Bisa menimbulkan gangguan ksehatan, bahkan kematian," ujarnya dalam talkshow virtual, Minggu (2/5/2021)

Ia menuturkan penting diperhatikan terkait tujuan berolahraga dan mengetahui batas kemampuan tubuh.

Olahraga yang terbaik untuk penderita hipertensi adalah yang berjenis aerobic atau disebut juga kardio (kardiorespirasi).

"Jadi diharapkan akan melatih kardio dan pernapasan kita. Gerakannya berulang-ulang, intensitas ringan, dan waktu melakukannya panjang. Misalnya jalan cepat, jogging, bersepeda, berenang. Itu adalah jenis-jenis olahraga yang dapat digunakan untuk membantu mengontrol atau menurunkan tekanan darah yang tinggi," terangnya.

Dokter di Mitra Keluarga Kemayoran melanjutkan, pilihan waktu yang tepat untuk berolahraga adalah saat diri tidak memaksakan atau merasa terburu-buru.

Kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan seperti pengukuran tekanan darah secara benar dan berkala menjadi hal yang sangat penting dalam pengendalian hipertensi. (medicalnewstoday.com)

"Waktunya untuk melakukan olahraga tidak mencukupi durasi yang seharusnya, maka jangan dilakukan. Jadi bukan cuma persoalan olahraga di pagi, siang, sore, atau malam hari. Tapi yang pertama, cocok dengan waktu kita, dan bisa memenuhi kriteria durasi selama kita berolahraga, sehingga bisa berdampak bagi kesehatan, di antaranya perbaikan tekanan darah," terang Michael.

Michael menuturkan, sesuai anjuran WHO berolahraga disarankan 150 menit per minggu atau 5x dengan waktu 30 menit sehari.

Untuk masyarakat umum, ini bisa dibagi misalnya pagi 10 menit, sore 10 menit, dan malam 10 menit.

"Khusus penderita hipertensi, harus dibuat penyesuaian sesuai kemampuannya. Olahraga 30 menit itu tidak lama, tapi tidak sanggup. Misalnya 15 menit, gpp. Tapi naikkan secara bertahap,"

Meski disarankan untuk berolahraga penderita hipertensi harus paham apakah dengan olahraga ada perbaikan dalam tekanan darahnya.

"Kalau tidak, mungkin kita harus mundur lagi, waktunya dikurangi. Tapi kalau ada, bisa kita lanjutkan, dan naikkan waktunya secara bertahap. Makanya harus mengukur tekanan darah secara teratur," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini