Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Setiap 10 Mei diperingati sebagai Hari Lupus Sedunia.
Tahun ini peringatan hari lupus mengangkat tema dan menggaungkan #BERSAMAODAPUS #MAKELUPUSVISIBLE.
Kalbe Ethical Customer Care (KECC) berkolaborasi dengan Sahabat Cempluk memperingati Hari Lupus Sedunia denga menyelenggarakan edukasi kesehatan melalui daring untuk meningkatkan pemahaman tentang lupus, memberikan dukungan kepada Odapus (Orang dengan Lupus) dan Odamun (Orang dengan Autoimun) secara virtual Senin (10/5/2021).
Ketua IDAI Cabang DIY Sumadiono mengatakan, lupus sering dikenal sebagai penyakit “Seribu Wajah” karena penyakit ini sulit untuk didiagnosis dan kemampuan diagnosis pun belum merata.
"Lupus ini penyakit seribu wajah, di mana akan mengenai semua organ dari ujung rambut sampai ujung kaki," ujarnya.
Sehingga bisa 'salah kamar'. Jadi bisa ke jantung, bisa ke paru-paru, ginjal, kulit yang paling sering, mata, tulang, bisa ke gangguan psikologis," lanjut dr. Sumadiono.
Baca juga: Mengenal Gejala Lupus yang Bisa Menyerang Berbagai Organ Tubuh, Mulai Bercak Kulit Hingga Sariawan
Dokter Sumadiono menambahkan, jika timbul gejala butterfly rash pada kuku, maka gejala ini dapat diindikasikan sebagai penyakit lupus.
"Tapi ini tidak selalu terjadi. Ada pasien merah-merah di kulit tapi tidak di wajah, mungkin dermatitis, mungkin gatel dan lain-lain," kata dia.
Selain itu, gejala lupus juga bisa berupa gangguan jiwa. Namun banyak orang mengira ikarena stres, padahal bisa jadi bagian dari lupus.
"Betapa sulitnya untuk mengetahui lupus Sehingga 11 gejala utama pada lupus harus kita ingat-ingat dan kapan harus kita deteksi," pesan dr. Sumadiono.
Ia menambahkan, penyakit lupus dan autoimun termasuk penyakit kronis.
Baca juga: Kandungan Albumin Direkomendasikan untuk Pengobatan Penyakit Ginjal Kronis dan Gagal Ginjal
"Saat ini di Indonesia karena jumlah penyandang terus meningkat, dimana penyandangnya 90% di Indonesia adalah perempuan di usia produktif berusia 15-45 tahun dan 10% di derita oleh laki-laki dan anak-anak," ungkap dia.
Di samping itu, pelayanan dan fasilitas obat-obatan juga masih belum merata atau bahkan tidak tersedia serta kebijakan layanan di setiap daerah pun masih berbeda-beda.