TRIBUNNEWS.COM - Akhir-akhir ini sosial media Twitter sedang diramaikan dengan adanya cuitan tentang kelakuan remaja yang mengkonsumsi obat batuk berlebihan.
Awalnya cuitan tersebut diunggah oleh pemilik akun Twitter @BanyuSadewa pada Rabu (5/5/2021).
Pengunggah juga menyertakan foto tiga orang gadis remaja yang dengan wajah gembiranya membawa banyak obat batuk.
Ada obat batuk yang masih berupa sachet, dan ada juga yang sudah dicampur dan dituangkan ke dalam gelas plastik.
Baca juga: Ramai di Twitter Remaja Kecanduan Obat Batuk, Dokter: Kecanduan Obat Berarti Keracunan
Dalam cuitan tersebut, pengunggah juga menuliskan sebuah caption.
"Ada anak cewek kelas 3 SMA ketagihan obat batuk itu lebih serem lagi, dok," tulisnya.
Hingga hari ini, Kamis (14/5/2021), cuitan tersebut pun telah mendapatkan retweet sebanyak 2.294 kali dan disukai oleh 10,5 ribu pengguna Twitter.
Baca juga: Siswi SMK Gugurkan Kandungan, Beli Obat Online, Melahirkan di Kamar Mandi Apotek lalu Janin Dikubur
Bisa Sebabkan Gangguan Jiwa hingga Kematian
Menanggapi banyaknya remaja yang kecanduan obat batuk, Dokter Forensik RSUD Moewardi dan RS UNS Surakarta, Novianto Adi Nugroho mengatakan, jika terus dikonsumsi secara berlebihan, maka efek jangka panjangnya akan berbahaya.
Perlu diketahui, dalam obat batuk kering atau tidak berdahak, di dalamnya terkandung dextromethorphan atau biasa disingkat DMP.
DMP adalah obat batuk yang bekerja di otak, bukan di saluran napas.
Sehingga bisa mengganggu sistem saraf pusat dan efek berbahayanya bisa menyebabkan gangguan jiwa atau gila.
Baca juga: Diduga Gangguan Jiwa karena Kecanduan Narkoba, Pemuda Tega Bunuh Ayah lalu Coba Bunuh Diri
Tak jarang juga, dengan dosis berlebih dalam jangka waktu yang lama bisa menyebabkan kematian.
"DMP adalah obat batuk yang bekerja di otak, bukan di saluran nafas. Jadi bisa mengganggu sistem saraf pusat. Efek berbahaya adalah mengalami gangguan kejiwaan atau gila."
"Dan tak jarang dengan dosis berlebih dalam jangka waktu lama sangat bisa menyebabkan kematian," kata Novianto kepada Tribunnews.com, Rabu (13/5/2021).
Baca juga: Mantan PSK Lokalisasi Sunan Kuning Semarang Ditemukan Tewas di Kos, Polisi Temukan Obat-obatan
DMP Biasa Digunakan Sebagai Miras Oplosan
Menurut Novianto, efek samping dari DMP akan bisa cepat bereaksi jika dicampur dengan alkohol.
Biasanya dalam suatu pesta miras dan orang tersebut ingin cepat mabuk, maka miras tersebut akan dicampur dengan DMP sebagai oplosan.
Bahkan oplosan miras dengan obat batuk ini disebut murah dan mudah didapatkan di pasaran.
"Efek samping DMP tersebut akan cepat bereaksi dengan campuran alkohol. Ketika dalam suatu pesta miras yang ingin cepat mabuk, maka dicampur dengan DMP sebagai oplosan."
"Dan oplosan obat batuk ini murah dan mudah di dapat di pasaran," terang Novianto.
Baca juga: Modus Antar Obat Asam Urat, Cucu Tukar ATM Kakeknya, Kuras Uang di Rekening hingga Ratusan Juta
Lebih lanjut, Novianto pun memberikan imbauan kepada orang-orang yang sudah terlanjur kecanduan obat batuk.
Ia mengimbau untuk segera periksa ke dokter, jika muncul gejala overdosis DMP, di antaranya:
- Sesak napas
- Susah buang air kecil (BAK)
- Pikiran bingung
Baca juga: Cekcok Berujung Sakit Hati, Dua Pria Ini Bunuh Temannya saat Sedang Mabuk Tuak, Pelaku Ditangkap
- Jantung berdebar-debar
- Mual dan muntah
Munculnya gejala overdosis DMP ini harus sesegera mungkin ditangani oleh dokter.
Karena jika tidak, nantinya akan berdampak kepada otak dan menyebabkan penyakit jiwa permanen bahkan kematian.
"Segera ke dokter jika muncul gejala overdosis DMP. Karena kalau tidak segera tertangani, overdosis ini menyerang otak yang berdampak penyakit jiwa permanen atau bahkan kematian," pungkas Novianto.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)