TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guna ikut menangani pandemi Covid-19 agar cepat berakhir, penting untuk mendukung program Vaksinasi Berkelanjutan yang kini sedang dikebut oleh Pemerintah.
Hal tersebut menjadi materi pokok dari acara Ngobras (Ngobrol Cerdas) dengan mengusung tema “Dukung Vaksinasi Keberlanjutan Demi Indonesia Pulih” menghadirkan narasumber dr. Efriadi Ismail Sp.P selaku Ketua Tim Dokter RSDC Wisma Atlet Jakarta, dan pengamat kebijakan publik Saiful S.H.
Diungkapkan oleh Pengamat Kebijakan Publik, Saiful S.H., perlu diketahui meluasnya pandemi Covid-19 ke seluruh dunia, membawa dampak aktifitas ekonomi lamban dan melemah literasi keuangan, kesehatan dan lainnya.
“Karenanya Program Vaksinasi Berkelanjutan harus tetap berjalan demi Indonesia bangkit, tentunya semua harus ikut berpartisipasi,” tutur Saiful S.H.
“Mulai dari kepala negara, Nakes, TNI, Polri, akademisi, tokoh tokoh inspiratif, pengusaha, swasta dan seluruh rakyat Indonesia,” ujar pengamat dan kebijakan publik yang juga akrab dikenal sebagai Mr Bejo ini.
Apalagi, menurut Indonesia economic prospect World Bank, dengan adanya vaksinasi ini, maka ekonomi akan bangkit di tahun 2021.
“Seperti telah ditegaskan Presiden Joko Widodo, yang disampaikan saat acara KTT 21 Mei 2021, beliau menyampaikan, bahwasanya dunia akan pulih dan aman dari pandemi Covid-19, Jika semua negara lain yang terkontaminasi Covid19 ini juga sudah pulih,” jelas Saiful.
“Tentunya untuk mendukung penanganan Covid-19 perlu didukung dengan pembangunan infrastrutur ketahanan kesehatan, dukungan peran media terkait program vaksinasi dengan menghindari berita hoax, serta prioritaskan vaksin untuk tenaga pendidik,” urai Saiful.
Sementara itu, dr. Efriadi Ismail Sp.P., sekaligus Ketua Tim Dokter RSDC Wisma Atlet Jakarta menyatakan, pentingnya vaksin ini buat kita supaya merata.
“Di awal Februari lalu ada 5000 pasien Covid-19 yang dirawat di Wisma Atlet, lalu menyusut hingga menjadi 900-an pasien, namun setelah pasca Lebaran meningkat lagi menjadi sekitar 1.300-an pasien,” jelas dr. Efriadi yang sudah 1.5 tahun lebih bertugas di Wisma Atlet, Jakarta.
“Untuk diketahui, sebenarnya Indonesia cukup sukses dalam penanganan Covid-19. Padahal Vaksinasi di Indonesia baru mencapai 5 persen sedangkan di Amerika Seikat sudah 70 persen terlebih tingkat kepatuhan di AS juga sudah tinggi. Penggunaan masker masih diperlukan hingga beberapa tahun kedepan,” tambahnya.
Terkait dengan adanya penderita penyakit bawaan apakah boleh di vaksin, dokter spesialis Paru dan Pernafasan menegaskan, tidak ada masalah dengan penyakit bawaan, selagi penyakit tersebut dalam kondisi stabil. Pasien Asma atau gula kalo obatnya terkontrol dengan baik itu juga tidak ada masalah dgn Vaksin.
“Begitu pula dengan penderita TBC, kalo sudah pengobatan selama 2 minggu dan dalam kondisi stabil, tidak masalah untuk di vaksin,” tambahnya.
“Jadi bagi siapapun yang ingin di vaksin, syarat-syaratnya simple saja, yakni tinggal daftar saja. Tentu syaratnya dalam kondisi sehat, tidak ada penyakit penyerta yang dalam kondisi serangan, misalnya gulanya terlalu tinggi, atau tensi diatas 180 atau sedang dalam masa perawatan dan tidak hamil bagi perempuan,” jelas dr. Efriadi.