TRIBUNNEWS.COM – Kelenjar endokrin merupakan jaringan kelenjar yang memproduksi dan melepaskan hormon untuk mengontrol berbagai fungsi tubuh.
Tak terkecuali kemampuan tubuh mengubah kalori menjadi energi untuk sumber tenaga sel dan organ-organ.
Ada delapan kalenjar endokrin, yaitu kalenjar hipotalamus dan hipofsis di otak, kalenjar tiroid (gondok) di leher bagian depan, kalenjar paratiroid di dekat kalenjar tiroid.
Kemudian kalenjar adrenal (suprarenalis) di kutub atas ginjal kiri-kanan, kalenjar gonad (kelamin) pada testis dan indung telur, kalenjar pankreas, kalenjar timus di bawah tulang dada.
Baca juga: Ungkap Soal Hormon Cespleng, Anang Hermansyah Cium Gelagat Mencurigakan dari Ashanty, Hamil Lagi?
Baca juga: Konsumsi Obat Steroid Tanpa Resep Dokter, Risikonya Rusak Hormon hingga Organ Hati
Gangguan kelenjar endokrin umumnya disebabkan perubahan gaya hidup yang cenderung meninggalkan pola sehat. Penyakit yang ditimbulkan juga berbeda-beda.
Yang paling banyak terjadi, biasanya pada kalenjar pankreas karena memunculkan diabetes mencapai 75 persen dari gangguan endokrin secara keseluruhan.
Gangguan lain adalah pada kalenjar tiroid, penyebab penyakit gondok (15-20 persen).
Sisanya gangguan pada kalenjar lain yang memunculkan berbagai penyakit seperti disfungsi ereksi, gangguan hormonal, gangguan hipofsis, bahkan keganasan (kanker).
Gangguan hormon bisa menyebabkan malnutrisi ataupun kelebihan nutrisi.
Asupan nutrisi yang salah atau gangguan sistem pencernaan juga bisa menjadi penyebab gangguan regulasi hormon.
Memang gejala penyakit endokrin sangat beragam tergantung pada kelenjar yang terpengaruh.
Namun, mayoritas pasien mengeluhkan gejala kelelahan dan lemas. Pemeriksaan darah dan urine biasanya diperlukan untuk mengetahui kadar hormon dalam tubuh.
Jika dicuriagi ada gangguan endokrin, pasien disarankan berkonsultasi ke dokter penyakit dalam subspesialis endokrinologi.
Endocrine Center di Indonesia