TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rupanya bahaya BPA (Bisphenol A) sudah menjadi perhatian masyarakat Nahdlatul Ulama (NU). Hal itu disampaikan saat ditanyakan kepada dokter Makki Zamzami dari Lembaga Kesehatan PDNU (Persatuan Dokter Nahdlatul Ulama) bahaya Bisphenol A yang terdapat pada galon guna ulang berbahaya bagi usia rentan khususnya bagi bayi, balita dan janin pada ibu hamil. Itu sebabnya ada pihak yang meminta BPOM untuk memberikan label peringatan konsumen pada kemasan galon guna ulang yang mengandung BPA.
Perlu diketahui, PDNU terus berupaya memperluas pengabdiannya di masyarakat dalam bidang kesehatan. Langkah itu diyakini menjadi nilai profesionalisme dokter di lingkungan Nahdlatul Ulama. Tugas PDNU adalah mengelola sumber daya manusia NU lulusan dari perguruan tinggi kesehatan atau kedokteran. Sumber daya tersebut diharapkan dapat bersinergi dengan program program PBNU. Dokter Makki Zamzami memberikan perhatian kepada BPA karena keberadaan BPA terdapat di wadah plastik dan botol. Terutama pada galon isi ulang.
Intinya BPA-nya yang menjadi sorotan.
"Mengenai Bisphenol A dan plastik bukan hanya dalam botol, galon dan kemasan itu saja, tapi intinya, BPA memang menjadi sorotan," tutur dr Makki Zamzami dari Lembaga Kesehatan PBNU.
Lebih jauh dr Zakki Zamzami mengatakan bahwa BPOM soal makanan dan kemasan itu mungkin tidak ketat.
"Saya rasa BPOM pada saat ini, UU BPOM juga masih revisi mengenai hak dan kewajiban. UU BPOM masih rancangan. Secara sporadis sebetulnya konsumsi tidak dipandang dari halal dan haram saja. Kita lemah di Indonesia, diperiode ke dua Presiden Joko Widodo, karena BPOM tidak kuat statusnya dan kerap berselisih dengan kementerian kesehatan. Ini rancu," ungkap dr Makki.
Bahaya Bisphenol A yang terdapat pada galon guna ulang, tidak mempunyai ketentuan khusus. Itu sebabnya perlu ada pengawasan terhadap peredaran galon guna ulang. Pergerakan dari pabrik hingga ke konsumen. Bagaimana treatment galon tersebut. Akan tetapi pengawasan galon ini butuh biaya juga.
"Ada beberapa ribu makanan baru, itu pun tidak dilakukan supervisi," tutur dan saran saya segera sahkan UU BPOM, dan BPOM berperan aktif, supervisi, evaluatif terhadap, makanan, minuman dan obat," ungkap dr Makki memberi saran.
Dalam kesempatan berbeda, Ketua Angkatan Muda Ka'bah Kota Bekasi Ahmad Syahbana mengaku cemas dengan adanya galon air mineral yang masih mengandung BPA.
Gerakan Pemuda Ka'bah disingkat GPK adalah organisasi sayap pemuda tertua dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Gerakan tersebut adalah salah satu dari tiga sayap pemuda tersebut. Yang lain adalah Angkatan Muda Ka'bah dan Generasi Pembangunan Indonesia. Ketiga gerakan tersebut dipakai oleh pejabat PPP sebagai penjaga keamanan tak resmi untuk mereka dan keluarga mereka. Sebagai Ketua Angkatan Muda Ka'bah tentu harus mengikuti isu yang berkembang di masyarakat. Termasuk bahaya BIsohenol A. Sebagai pemimpin organisasi tentu harus tahu bagaimana mengarahkan anggotanya.
Menyangkut isu bahaya BPA yang terdapat pada galon guna ulang terutama bagi bayi, balita dan janin, Ahmad Syahbana juga begitu perhatian. Apalagi yang rentan menjadi korban adalah bayi, balita dan janin.
Menurutnya, pemerintah perlu waspada terlebih pada kemasan galon guna ulang yang mengandung Bisphenol A atau BPA bisa mengakibatkan penyakit bagi warga yang terpapar atau terbawa ke dalam tubuh dalam waktu lama.
"Kami perhatian terhadap kesehatan, ini nggak bisa dibiarkan. Sebagai organisasi kepemudaan kajian terhadap bahaya BPA, kami mengetahui secara dalam akan zat yang awalnya digunakan sebagai bahan tambahan plastik untuk kepentingan industri," ungkap Ahmad Syahbana, Ketua Angkatan Muda Ka'bah Kota Bekasi.
Ahmad Syhabana menjelaskan. Kegunaan BPA, biar plastik menjadi lentur dan kuat itu harus dicampur BPA.
"Misal, biar plastik lentur itu pakai BPA. Nah, kalau terpapar panas dan zat asam atau penggunaan lama, maka zat tersebut akan bermigrasi dan terbawa ke tubuh juga berpotensi membahayakan, terlebih ada salah satu produk yang memang kemasan galonnya belum ber-label Free BPA. Nah ini jangan diam saja. Bisa bahaya ini," kata Ahmad mengingatkan.
Diharapkan demi amannya, perlu ada Pelabelan peringatan konsumen pada galon guna ulang yang diberlakukan BPOM.