TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sebuah studi di International Journal of Infectious Diseases mengungkap tingginya angka kematian pada anak akibat COVID-19.
Disebutkan, kematian terjadi pada 40 persen pasien anak yang terkonfirmasi COVID-19.
Meski saat ini belum menjadi prioritas, anak-anak juga perlu menerima vaksin Covid-19.
Seperti yang disampaikan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (UNPAD) Prof. Dr. dr. Cissy Rachiana Sudjana Prawira-Kartasasmita, Sp.A., M.Sc, dalam webinar Menyongsong Vaksin Covid-19 untuk Anak" baru-baru ini.
Menurutnya, vaksinasi pada anak-anak akan mempercepat terbentuk herd immunity.
"Saat ini beberapa vaksin Covid-19 sudah sudah dipakai oleh lansia dan proporsional.
Namun pada anak belum. Tapi kalau ingin bebas Covid-19 semua divaksinasi jangan hanya 70 persen, semuanya," kata dia.
Cissy mengatakan, beban penyakit anak saat terpapar Covid tidak sebesar pada orang dewasa.
Kecuali, anak tersebut memiliki penyakit komorbid.
Baca juga: Update Corona Global 5 Juni 2021: Total Kasus Aktif di Seluruh Dunia Capai 13,3 Juta, India 1,5 Juta
"Anak bisa terinfeksi virus yang menyebabkan penyakit Covid 19 kebanyakan symptom asimtomatis ya artinya anak tertular ya dia biasa-biasa saja. Tidak ada gejala yang mengganggu dia dan kalau ada pun gejalanya ringannya," terangnya.
Dalam segi jumlah kematian anak karena virus corona, Indonesia termasuk negara dengan kasus yang tinggi.
"1,3 persen total (anak Indonesia meninggal dunia karena Covid-19), untuk dibanding negara lain ini tinggi, karena negara lain itu ada yang sama sekali nggak ada yang meninggal atau pun ada hanya di bawah 0,5 persen," kata dia.
Saat ini ada sejumlah produsen vaksin yang tengah berproses melakukan uji klinis vaksin Covid-19 pada anak yakni Moderna, Pfizer, AstraZeneca, Sinopharm, dan Sinovac.