Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Demi menghadapi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga kini, para sainstik berupaya menemukan formula tepat untuk mengobati infeksi Covid-19.
Nyatanya, melalui donor plasma konvalesen, ada metode penyembuhan lain untuk pasien Covid-19, yakni terapi sel punca (stem cell). Terapi ini dipimpin oleh Guru Besar Ortopedi dan Traumatologi FKUI-RSCM, Prof Dr dr Ismail Hadisoebroto Dilogo, Sp. OT (K).
Bekerjasama dengan empat rumah sakit yaitu Rumah Sakit Pusat Nasional Umum Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), RSUI, Persahabatan dan RS Sulianti Saroso.
Baca juga: Donor Plasma Konvalesen Seorang Penyintas Covid-19, Bisa Bantu 4 Pasien Terjangkit Virus Corona
Berbeda dengan donor plasma konvaselen yang cocok untuk pasien dengan gejala sedang, terapi stem cell ini efektif bagi penderita Covid-19 dengan pasien kritis yang berada di ICU.
Di sisi lain, terapi ini juga cocok bagi mereka yang mempunyai komorbid dan termasuk orang tua atau lanjut usia (lansia).
Pada terapi ini, mendapat kesimpulan bahwa pasien bergejala kritis yang diberi sel punca dua kali lebih mungkin untuk bertahan hidup dibandingkan pasien yang tidak diberikan sel punca.
"Pemberian sel punca mesenkimal yang berasal dari tali pusat dapat meningkatkan survival rate pasien Covid-19 dari derajat kritisnya. Dengan cara memodulasi kemampuan anti inflamasi sistim imun," ungkapnya pada live zoom, Jumat (11/6/2021).
Baca juga: Tidak Semua Penyintas Covid-19 Bisa Donorkan Plasma Konvalesen, Ini Syarat Utamanya
Jika dilihat dengan penyakit penyerta, maka pasien yang mendapatkan terapi ini memiliki tingkat kehidupan hingga 4,5 kali lipat dari pasien yang terkontrol.
Selain itu dr Ismail juga menjelaskan bahwa penelitian tersebut sudah dilakukan pada 40 pasien COVID-19 kategori kritis di empat rumah sakit yakni Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, RSUP Persahabatan, RSPI Sulianti Saroso, dan RSUI.
Sebanyak 20 pasien mendapatkan terapi standar ditambah terapi sel punca, dan 20 pasien lainnya mendapatkan terapi standar.
Terapi ini tentunya menjadi harapan baru bagi dunia medis untuk meminimalisir angka kematian akibat infeksi Covid-19.
Hasil penelitian ini telah dipublikasi di jurnal internasional ternama, STEM CELLS Translational Medicine.