Selain itu, ada pula dampak ekonomi dan psikologis yang harus dihadapi orang tua dan anak.
"Kemudian dampak ekonomi karena harus sering berobat ke dokter, serta dampak psikologis karena bisa timbul stress pada ibu dan anaknya," jelas Prof Budi.
Dalam mendukung program unggulan World Allergy Week, Business Head Morinaga - Kalbe Nutritionals, Dewi Angraeni meyakini bahwa setiap orangtua tentunya menginginkan anak tumbuh secara optimal, meskipun sang anak memiliki kondisi alergi.
Jika tumbuh kembang anak berlangsung optimal, mereka akan aktif dan tumbuh menjadi anak yang berprestasi.
Oleh karena itu, ia menilai penting untuk memberikan edukasi kepada para orangtua agar bisa peka dan dapat mendeteksi sejak dini terkait alergi yang dialami oleh anak.
"Orangtua perlu mengetahui bahwa si kecil yang alergi, tetap dapat tumbuh secara optimal dan berprestasi jika alerginya diatasi dengan deteksi secara dini. Untuk itu, Morinaga selalu berkomitmen meningkatkan edukasi dan akses nutrisi melalui program World Allergy Week," kata Dewi.
Lalu gejala apa yang timbul jika anak mengalami alergi susu sapi ?
Prof Budi menyampaikan bahwa gejala alergi susu sapi yang dialami anak sangat beragam, mulai dari ringan hingga berat.
Umumnya dapat dirasakan pada tiga organ tubuh, yakni saluran cerna, saluran nafas, dan kulit.
"Gejala alergi susu sapi dapat muncul dengan gejala ringan, sedang sampai berat, dan dapat mengenai tiga organ," papar Prof Budi.
Namun yang paling sering dikeluhkan adalah gejala pada saluran pencernaan, dengan angka anak yang mengalami diare mencapai 53 persen, sedangkan kolik 27 persen.
"Kejadian yang paling sering yaitu keluhan di saluran cerna seperti diare sebanyak 53 persen, kemudian kolik 27 persen," pungkas Prof Budi.
Simak berita kesehatan lainnya