Meskipun jika memungkinkan, vaksinasi dilakukan sesudah menerima informasi dan konseling.
Orang dengan HIV berisiko lebih tinggi terkena penyakit COVID-19 yang parah.
Penerima vaksin HIV-positif harus diinformasikan terlebih dahulu, dan bila mungkin, diberi konseling sehubungan dengan data yang tersedia.
Vaksinasi dapat ditawarkan kepada orang yang pernah menderita COVID-19 sebelumnya.
Tetapi mengingat persediaan vaksin yang terbatas, mereka mungkin sebaiknya menunda vaksinasi hingga 6 bulan sejak terinfeksi.
Efektivitas vaksin diharapkan serupa pada wanita menyusui seperti pada orang dewasa lainnya.
WHO merekomendasikan penggunaan vaksin pada wanita menyusui seperti pada orang dewasa lainnya.
WHO tidak merekomendasikan penghentian menyusui hanya karena vaksinasi.
Baca juga: 9 TANYA JAWAB Seputar Vaksin Moderna: Berapa Efikasinya dan Haruskah Ibu Hamil Divaksin?
Baca juga: 11 Negara yang Campurkan 2 Vaksin Covid-19 Merek Berbeda, Indonesia Gunakan Moderna sebagai Booster
3. Haruskah ibu hamil divaksin?
WHO merekomendasikan penggunaan vaksin COVID-19 pada ibu hamil jika manfaat vaksinasi lebih besar daripada potensi risikonya.
Untuk membantu wanita hamil membuat penilaian ini, mereka harus diberi informasi tentang risiko COVID-19 dalam kehamilan, kemungkinan manfaat vaksinasi dalam konteks epidemiologi lokal, serta terbatasnya data penelitian keamanan saat ini pada wanita hamil.
WHO tidak merekomendasikan dilakukannya tes kehamilan sebelum divaksin.
WHO juga tidak merekomendasikan menunda kehamilan atau mengakhiri kehamilan karena vaksinasi.
4. Siapa yang tidak harus divaksin?