News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bukan Hanya Stunting, Indonesia Perlu Perhatikan Gizi Berlebih Pada Anak

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas medis menyuntikkan vaksin kepada seorang balita yang mengikuti imunisasi di Puskesmas Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (26/11/2020). Imunisasi rutin lengkap merupakan program vaksin dasar yang diberikan kepada bayi kurang dari 24 jam hingga anak berusia 3 tahun dengan tujuan mempertahankan tingkat kekebalan optimal sekaligus mencegah terjadinya stunting pada anak. Tribunnew/Jeprima

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selain gizi buruk, anak-anak Indonesia juga berisiko alami gangguan gizi yang lain. Yaitu gizi berlebih atau over weight.

Masalah ini didukung pandangan jika anak yang gendut itu sehat dan menggemaskan. Padahal alih-alih menganggapnya lucu dan sehat, orang tua seharusnya perlu waspada. Karena anak akan berisiko diabetes yang memicu banyak penyakit.

Karenanya, menurut Founder dan Chairman Health Collaborative Center (HCC) Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, perlu ada Penguatan kapasitas promosi kesehatan.

"Stunting memang masalah besar, anemia juga. masalah overwight juga mengancam. Jangan hanya fokus ke anemia dan stunting. Promosi gizi lebih harus diinvestasikan pemerintah," ungkap dr Ray dalam konferensi pers virtual, Kamis (29/7/2021).

Baca juga: Perbaiki Kesalahan Asupan Gizi Pada Anak Jadi Kunci Turunkan Angka Stunting

Selain itu, menurut dr Ray ada penyebab mengapa diagnosis awal terhadap gizi anak buruk. Hal ini dikarenakan di Indonesia, modul gizi belum mencapai modul kurikulum pendidikan dasar.

Baca juga: Cara Menyenangkan Penuhi Gizi untuk Ibu Hami, Cukup Pakai Aplikasi KIMO

"Mungkin kurikulum pendidikan gizi sudah harus diletakkan ke pendidikan dasar. Dengan itu, edukasi kepedulian dapat dimunculkan komunitas," katanya lagi. 

Di sisi lain, dr Ray mengatakan perlu memperkuat diagnosis dan scanning pada layanan premier. Di antaranya seperti posyandu atau puskesmas.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini