TRIBUNNEWS.COM - Varian baru virus corona telah muncul. Para ilmuwan bekerja untuk mencari tahu apakah varian ini lebih berbahaya daripada "sepupunya", varian Delta.
Diketahui, varian Delta telah menewaskan ratusan ribu orang di India dan dengan cepat menjadi varian dominan di seluruh dunia.
Negara bagian Maharashtra, India, yang terpukul keras akibat Covid-19, kini telah memberlakukan kembali lockdown karena meningkatnya kekhawatiran tentang varian baru ini, yang disebut Delta Plus (yang bukan merupakan sebutan resmi).
Dilansir nationalgeographic.com, Delta Plus sedikit berbeda dari varian Delta—varian utama di India dan Inggris—yang lebih menular dan diperkirakan menyebabkan lebih banyak pasien rawat inap daripada jenis sebelumnya.
Vaksin yang ada efektif melawan Delta, tetapi hanya jika orang tersebut telah divaksinasi penuh.
Karena sangat berhati-hati, Organisasi Kesehatan Dunia bahkan mendesak orang yang divaksinasi penuh untuk tetap memakai masker.
Baca juga: Varian Delta Plus Terdeteksi, Pemerintah Harus Perkuat WGS dan Anggaran untuk Penelitian
Baca juga: 10 TANYA JAWAB Terkait Varian Covid-19 Delta dan Delta Plus, Apa Saja Gejalanya?
"Setelah Anda divaksinasi sepenuhnya, teruslah bermain aman karena Anda bisa berakhir sebagai bagian dari rantai penularan."
"Anda mungkin tidak sepenuhnya terlindungi. Terkadang vaksin tidak bekerja," kata Bruce Aylward, penasihat senior WHO, pada konferensi pers pekan lalu.
Varian Delta Plus mulai muncul di database global sejak pertengahan Maret.
Pada 26 April kasus Delta Plus yang ditemukan di Inggris, membuat Inggris menerapkan pembatasan perjalanan internasional pada 4 Juni.
Namun, beberapa pasien tanpa riwayat perjalanan atau kontak dengan pelancong tetap terinfeksi Delta Plus, yang menunjukkan varian itu mulai beredar di Inggris melalui penyebaran lokal.
Meski varian ini belum umum, Kementerian Kesehatan India menetapkan Delta Plus sebagai Variant of Concern (VOC) pada 22 Juni.
Alasannya, ada peningkatan transmisibilitas, kemampuan untuk mengikat lebih kuat pada reseptor pada sel paru-paru, dan potensi untuk menghindari respons antibodi.
Tetapi apakah Delta Plus dapat masuk kategori VOC masih belum jelas.