Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak anggapan pasien jantung rentan jika terpapar Covid-19. Benarkah demikian?
Berikut penjelasan Ketua PP Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Dr dr Isman Firdaus, SpJP(K), dalam talkshow bersama Tribun Network, Senin (9/8/2021).
Dr Isman memaparkan, penyakit jantung tidak memiliki hubungan dengan penularan Covid-19.
"Penyebab orang terpapar terkait dengan prokes tidak memakai masker, kemudian kepatuhan misalnya menjauhi kerumunan, yang utamanya di situ bukan dari penyakit jantungnya," ungkap dr Isman.
Namun, infeksi Covid-19 ini memiliki dampak yang membuat 50 persen pasien jantung harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.
"Lebih 50 persen pasien yang kena Covid-19 itu ada komorbid yaitu 80 persennya kardiovaskular. Jadi kalau nggak ada penyakit jantung bisa isoman di rumah. Kalau ada penyakit jantung itu 50 persen dirawat di rumah sakit," ungkap dokter berkacamata ini.
Baca juga: Bolehkah Orang dengan Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Divaksin?
Adapun pasien komorbid tertinggi yang mendapatkan perawatan rumah sakit hingga berujung kematian adalah 11 persen pasin Covid-19 dengan penyakit komorbid jantung
Kemudian 7 persen hipertensi dan 8 persen diabetes.
"Maka risiko kematiannya lebih tinggi di ruang perawatan intensif," imbuhnya.
Untuk itu ia berharap, pasien dengan riwayat jantung agar benar-benar taat dan disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, serta rajin untuk minum obat.
"Maka concern betul pada prokes. Jangan sampai sakitnya menjadi berat. Salah satu mencegah fatality ini adalah dengan vaksinasi Covid-19," pesannya.