TRIBUNNEWS.COM- Simak beberapa suplemen yang dapat melawan peradangan.
Peradangan adalah respons kekebalan jangka pendek yang normal terhadap trauma, penyakit, dan stres.
Namun, peradangan jangka panjang dapat disebabkan oleh pilihan diet yang buruk.
Selain itu, peradangan juga dapat disebabkan oleh kebiasaan gaya hidup seperti kurang tidur, merokok, dan kurangnya aktivitas fisik.
Peradangan kronis dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Makanan anti-inflamasi, olahraga, tidur yang cukup, dan manajemen stres dapat membantu menyembuhkan peradangan kronis.
Dalam beberapa kasus, mendapatkan dukungan tambahan dari suplemen mungkin dapat berguna juga.
Baca juga: 10 Manfaat Minyak Zaitun untuk Kesehatan: Mencegah Stroke, Anti-Kanker Hingga Anti Peradangan
Baca juga: Manfaat Buah Kelengkeng Bagi Kesehatan: Mencegah Anemia hingga Menurunkan Peradangan
Dikutip dari Healthline.com, berikut beberapa suplemen yang dapat melawan peradangan:
1. Vitamin D
Vitamin D adalah nutrisi penting yang larut dalam lemak yang memainkan peran kunci dalam kesehatan kekebalan tubuh.
Vitamin D juga memiliki beberapa sifat anti-inflamasi yang kuat.
Dalam sebuah penelitian kecil berkualitas tinggi pada 44 wanita dengan kadar vitamin D rendah dan sindrom pramenstruasi.
Para peneliti mencatat bahwa mengonsumsi 50.000 Unit Internasional (IU) vitamin D setiap 20 hari selama 4 bulan menyebabkan penurunan peradangan.
Temuan serupa telah dilakukan pada orang yang memiliki kekurangan vitamin D selain obesitas.
Dalam jangka panjang, orang dewasa tidak boleh mengonsumsi lebih dari 4.000 IU per hari.
Vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E, dan K disimpan dalam sel lemak dan dapat menumpuk seiring waktu, berpotensi menyebabkan toksisitas.
2. Vitamin C
Vitamin C, seperti vitamin D, adalah vitamin esensial yang memiliki peran besar dalam kekebalan dan peradangan.
Vitamin C adalah antioksidan kuat, sehingga dapat mengurangi peradangan dengan menetralkan radikal bebas yang menyebabkan kerusakan oksidatif pada sel.
Vitami C juga membantu mengoptimalkan sistem kekebalan dalam beberapa cara lain, yang dapat membantu mengatur peradangan, karena peradangan adalah respons kekebalan.
Selain itu, dosis tinggi biasanya diberikan secara intravena kepada pasien rawat inap dengan penyakit pernapasan parah — seperti influenza, pneumonia, dan bahkan COVID-19 untuk membantu mengurangi peradangan.
Namun, pada orang sehat, dosis yang lebih tinggi dari 2.000 mg dapat menyebabkan diare.
Buah dan sayuran hijau, merah, oranye, dan kuning adalah sumber yang kaya akan vitamin C.
3. Kurkumin
Kurkumin adalah senyawa yang ditemukan dalam bumbu kunyit, yang biasa digunakan dalam masakan India dan dikenal dengan warna kuning cerahnya.
Kurkumin memberikan beberapa manfaat kesehatan yang mengesankan.
kurcumin dapat membantu mengurangi peradangan pada diabetes, penyakit jantung, penyakit radang usus, dan kanker.
Selain itu, kurkumin bermanfaat untuk mengurangi peradangan dan memperbaiki gejala osteoartritis dan rheumatoid arthritis.
Hingga 500 mg kurkumin per hari aman, tetapi orang yang menggunakan dosis lebih tinggi dalam penelitian telah melaporkan gejala termasuk mual, diare, dan sakit kepala.
4. Jahe
Jahe umumnya digunakan dalam masakan dan memiliki sejarah penggunaan dalam pengobatan herbal juga.
Jahe juga digunakan sebagai obat rumahan untuk mengobati gangguan pencernaan dan mual, termasuk mual di pagi hari selama kehamilan.
Dua komponen jahe, gingerol dan zingerone, dapat membantu mengurangi peradangan yang terkait dengan beberapa kondisi kesehatan, termasuk diabetes tipe 2.
Konsumsi jahe juga dapat berdampak positif pada HbA1c (kontrol gula darah selama 3 bulan) dari waktu ke waktu.
Satu studi mencatat bahwa ketika penderita diabetes diberi 1.600 mg jahe setiap hari selama 12 minggu, kontrol gula darah mereka meningkat dan tingkat peradangan menurun secara signifikan.
Konsumsi 2 gram jahe setiap hari aman, tetapi dosis yang lebih tinggi mungkin memiliki efek pengencer darah.
5. Minyak Ikan
Suplemen minyak ikan mengandung asam lemak omega-3, yang baik untuk kesehatan.
Minyak ikan dapat membantu mengurangi peradangan yang terkait dengan diabetes, penyakit jantung, dan kondisi lainnya.
Dua omega-3 utama dalam minyak ikan adalah asam eicosapentaenoic (EPA) dan asam docosahexaenoic (DHA).
Tubuh mengubahnya menjadi ALA, yang merupakan asam lemak esensial.
DHA, khususnya, telah terbukti memiliki efek anti-inflamasi yang mengurangi kadar sitokin dan meningkatkan kesehatan usus.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplementasi DHA dapat secara signifikan mengurangi tingkat penanda inflamasi dibandingkan dengan plasebo.
Dosis minyak ikan yang mengandung kombinasi EPA dan DHA kurang dari 2 gram aman.
Namun, minyak ikan dapat menyebabkan sendawa amis, bau mulut, mulas, atau gangguan pencernaan.
6. Spirulina
Spirulina adalah jenis ganggang biru-hijau dengan efek antioksidan yang kuat.
Penelitian telah menunjukkan bahwa spirulina dapat mengurangi peradangan, meningkatkan penuaan yang sehat, dan dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Penelitian pada orang dewasa yang lebih tua telah menunjukkan bahwa itu dapat meningkatkan penanda inflamasi, anemia, dan fungsi kekebalan tubuh.
Konsumsi 8 gram spirulina per hari aman, dan banyak orang menambahkannya ke dalam shake atau smoothie mereka karena tersedia dalam bentuk bubuk.
Tidak ada efek samping signifikan yang diketahui, tetapi orang dengan kondisi autoimun mungkin ingin menghindarinya karena dapat memperburuk kondisi mereka karena potensi sifat penguatan kekebalannya.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)