TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini semakin banyak orang mengalami gangguan tidur.Dokter Ruth Katrin Goldina dari Siloam Hospitals Jantung Diagram mengutip The Institute for Functional Medicine mengemukakan, mengacu pada faktor non medis, gangguan tidur dapat diatasi dengan beberapa cara.
Yakni dengan mengatur temperatur suhu kamar tidur di kisaran 24-26 derajat Celcius. Kemudian, atur pencahayan ruangan lebih redup atau kurang cahaya, bahkan gelap untuk membuat suasana tidur lebih nyaman.
Upayakan tidur di lingkungan yang tenang dan tidak bising.
Warna interior ruangan bernuansa lembut bisa menunjang tidur lelap. Begitu juga kualitas bed atau kasur yang digunakan. Ruangan tidur juga harus dipastikan bersih dan sehat.
Dokter Ruth menjelaskan, gangguan tidur atau somnipati digolongkan dalam beberapa jenis, yaitu:
1. Parasomnia, ini adalah pengalaman atau perilaku aneh selama tidur (sleep walking, nightmare).
2. Dysomnia, ini adalah gangguan terkait durasi, kualitas dan waktu saat tertidur seperti insomnia, hypersomnia, narkolepsi.
Baca juga: Waktu Terbaik untuk Tidur, Berikut Dampak Buruk bagi Tubuh Jika Kurang atau Terlalu Banyak Tidur
3. Apnea obstruktif, ini dikarenakan lemahnya otot faring yang menyebabkan kolapsnya saluran napas atas selama tidur berlangsung.
Baca juga: Tidak Susah, Begini Cara Menghangatkan Kamar Tidur saat Musim Hujan
"Umumnya ditandai dengan mendengkur hebat, terengah engah, tersedak dan lainnya," ujarnya saat menjadi pembicara bincang sehat bertajuk Gangguan Tidur yang diselenggarakan Siloam Hospitals Jantung Diagram via virtual, Selasa (21/09/2021).
Konsultasikan ke Dokter
Dokter Ruth Katrin Goldina juga menekankan, gangguan tidur dapat diatasi dan disembuhkan atau diatasi melalui dua hal.
Yaitu dengan berkonsultasi kepada dokter atau mengubah pola/kebiasaan beraktivitas dengan dukungan sejumlah faktor yang membuat aktifitas tidur menjadi nyaman.
Baca juga: 7 Manfaat Berenang bagi Tubuh: Meningkatkan Mood hingga Tingkatkan Kualitas Tidur
"Langkah pertama jika sulit tidur telah mengganggu kenyamanan beraktivitas, maka lakukan konsultasi pada dokter, psikolog atau psikiater. Dan konsultasi ini pun dilihat dari kasus dan keluhan pasien," tutur dokter etap di Siloam Hospitals Jantung Diagram ini.
Baca juga: 7 Cara Mengatasi Insomnia, Simak Tips dan Langkah-langkah Berikut Ini
Untuk persiapan konsultasi, dokter Ruth menyarankan agar pasien pengidap somnipati menyiapkan catatan guna mendeskripsikan penyebab gangguan itu terjadi.
"Misalnya menyiapkan catatan harian berisikan lamanya waktu saat tertidur, lamanya waktu saat kondisi terbangun, keluhan yang dirasakan dan sejauh mana rasa ketidaknyaman," ungkapnya.
"Dengan rincian catatan ini, dokter atau psikiater dapat menentukan langkah tepat guna mengatasi dan menyembuhkan gangguan sulit tidur," imbuhnya.
Pasca konsultasi, dokter akan melakukan tindakan pada pasien gangguan tidur, antara lain
dengan pemberian obat dengan dosis terukur, mengarahkan pasien guna memperbaiki pola aktivitas dan faktor lingkungan kamar tidur dan lainnya.
"Apabila ditemukan penyakit penyerta, tak kalah penting adalah mengobati penyakit tersebut yang dapat mempengaruhi kualitas tidur," ujarnya.
Misalnya penyakit pada organ saraf, pencernaan pun pada gangguan sendi. "Itu termasuk faktor pada gangguan tidur," dr Ruth katrin Goldina mengingatkan.
Sebagai tambahan tips, dokter Ruth juga menyarankan saat waktu malam, jangan mengonsumsi makanan dan membuat perut terlalu kenyang.
Sebaiknya konsumsi makanan 2 atau 3 jam sebelum waktu tidur di malam hari.
Untuk tidur siang, pada dasarnya tidak akan mengganggu kualitas tidur pada malam harinya dengan tidur selama 30-45 menit dan usahakan bangun tidak di atas pukul 14.00 WIB.