Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Orang yang menderita penyakit kanker disebut memiliki respons imun yang tepat dan protektif terhadap vaksin virus corona (Covid-19) tanpa mengalami efek samping lebih dari populasi umum.
Ini merupakan temuan yang dilaporkan dari 5 tim peneliti pada pertemuan onkologi Eropa minggu ini.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (23/9/2021), dalam satu penelitian yang melibatkan 44.000 penerima vaksin Pfizer/BioNTech dua dosis, para peneliti tidak menemukan perbedaan pada efek samping yang dialami oleh hampir 4.000 peserta dengan riwayat kanker di masa lalu atau saat ini.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia Belum Merata, Dokter Reisa Sebut Dosis Pertama Kurang Dari 30 Persen
Baca juga: Perjalanan Panjang Fadjriansyah Upayakan Verawaty Fajrin Bisa Dirawat di RS Kanker Dharmais
Sementara itu secara terpisah, peneliti juga mempelajari 791 pasien kanker yang menerima vaksin dua dosis dari merek vaksin lainnya yang juga berbasis messenger RNA (mRNA), Moderna.
Pada 28 hari setelah pemberian dosis kedua, tingkat antibodi yang memadai terhadap virus dalam darah ditemukan pada 84 persen pasien kanker yang menerima kemoterapi, kemudian pada 89 persen pasien yang menerima kemoterapi ditambah obat imunoterapi, serta pada 93 persen pasien dengan imunoterapi saja.
Menurut Petugas Pers Masyarakat Eropa untuk Onkologi Medis (ESMO), Dr. Antonio Passaro, hasil ini lebih baik dibandingkan dengan tanggapan antibodi yang terlihat pada kelompok individu yang tidak menderita kanker.
"Tingkat efektivitas vaksin yang tinggi yang diamati di seluruh populasi percobaan ini merupakan pesan yang kuat dan meyakinkan bagi pasien dan dokter mereka, terlepas dari jenis pengobatan antikanker apa yang digunakan," kata Dr. Passaro, dalam sebuah pernyataan.