TRIBUNNEWS.COM - Hari Cerebral Palsy Sedunia atau World Cerebral Palsy Day diperingati setiap 6 Oktober.
Cerebral palsy adalah cacat fisik yang disebabkan oleh cedera otak selama kehamilan, kelahiran, atau setelah lahir.
Cerebral palsy dialami oleh berbagai kalangan maupun usia.
Penderita yang mengalami cerebral palsy dapat dimulai dari usia bayi maupun usia dewasa.
Dikutip dari cparf.org, Cerebral palsy mempengaruhi gerakan, koordinasi, tonus dan kontrol otot, refleks, postur, dan keseimbangan tubuh.
Hal tersebut merupakan cacat fisik seumur hidup yang paling umum di dunia.
Jika cedera otak awal tidak berubah, tetapi efek cerebral palsy dari beberapa tahun atau dekade akan sering berubah seiring bertambahnya usia.
Hal ini dapat mencakup penurunan keseimbangan, stamina, kemampuan berjalan, dan efek lainnya.
Namun, aspek-aspek tersebut berbeda-beda sesuai dengan kondisi penderita.
Baca juga: Kenali Jenis Sel Darah Manusia, Fungsi Darah, dan Jenis Penyakit Darah: Anemia hingga Limfoma
Baca juga: 5 Kebiasaan Sederhana yang Bisa Membantumu Menjaga Kesehatan Mental
Sejarah Cerebral Palsy
Dikutip dari cerebralpalsy.org, pada pertengahan 1800-an, Dr. William John Little mempelopori studi cerebral palsy menggunakan disabilitas masa kecilnya sendiri sebagai inspirasi.
Teknik inovatifnya tersebut masih membantu orang hingga saat ini.
Kemudian Sir William Osler, dianggap sebagai tokoh penting dalam memajukan pengobatan modern.
Ia pun menulis buku pertama tentang cerebral palsy.