TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Trigeminal neuralgia merupakan kelainan saraf yang menyebabkan nyeri wajah sebelah yang tidak tertahankan.
Saking nyerinya, seringkali muncul dorongan untuk bunuh diri pada para penderitanya. Tak heran, penyakit ini dijuluki sebagai suicide disease (penyakit bunuh diri).
Tidak ada kata yang mampu menggambarkan nyeri trigeminal neuralgia.
Banyak yang menderita rasa tertusuk jarum pada wajahnya, tak sedikit pula yang merasakan sengatan listrik, dan ada pula yang merasakan kesemutan yang tak tertahankan pada pada satu sisi wajahnya.
Trigeminal neuralgia pertama kali ditemukan oleh John Fothergill dua setengah abad yang lalu, pada tahun 1773, dan oleh karenanya dikenal dengan Fothergill’s disease.
Oleh karena begitu mendadaknya serangan yang ditimbulkan, dokter saraf dari Prancis, Nicolas Andre (abad ke 17), menamai penyakit ini sebagai tic douloureux, yang dalam bahasa Prancis berarti kejutan menyakitkan.
Baca juga: Solusi Terkini Atasi Saraf Terjepit Tanpa Lakukan Operasi
Baca juga: Ketahui Aktivitas Berisiko Alami Saraf Kejepit dan Cara Penanganannya
Organisasi kesehatan yang mendalami nyeri, International Association for the Study of Pain (IASP) mendefinisikan trigeminal neuralgia sebagai nyeri yang tiba-tiba, biasanya unilateral (sebelah wajah), tajam, hebat, singkat, dan berulang dengan distribusi pada satu atau lebih cabang dari saraf trigeminal (saraf kranial kelima).
Sedangkan, menurut International Headache Society (IHS), trigeminal neuralgia adalah nyeri wajah yang tajam, seperti tersengat listrik, terbatas pada satu atau lebih cabang saraf trigeminal.
Saraf trigeminal sendiri adalah saraf kelima pada otak yang menghantarkan sensasi dari wajah dan rongga mulut serta memiliki 3 cabang yaitu Oftalmikus, mempersarafi area mata, dahi hingga kepala atas
Kemudian Maksilaris, mempersarafi area pipi, kelopak mata bawah, bibir atas, hidung, geligi rahang atas, langit-langit rongga mulut, nasofaring dan Mandibularis, mempersarafi otot-otot untuk mengunyah dan daerah kulit rahang bawah.
“Nyeri ini memiliki tanda khas yakni hanya terjadi pada salah satu sisi wajah saja dan area yang terserang nyeri sesuai dengan 1 atau lebih cabang saraf trigeminal,” jelas dr. Mustaqim Prasetya, SpBS dalam acara webinar media online yang bertepatan dengan momen ‘International Trigeminal Neuralgia Awareness Day’ yang jatuh setiap tanggal 7 Oktober setiap tahunnya.
Nyeri biasanya hanya muncul pada salah satu bagian wajah, kiri atau kanan dan bisa muncul dalam hitungan detik sampai menit.
Akan tetapi, pada beberapa kasus nyeri dapat berlangsung hingga lebih dari 15 menit, bahkan dirasakan terus menerus.
“Rasa nyerinya hilang timbul. Bagian pipi, rahang, gigi, gusi, dan bibir paling sering kena serangan.