Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perubahan gaya hidup dan proses adaptasi selama new normal dapat memicu sakit kepala dan menyebabkan produktivitas menurun hingga 33 persen.
Beberapa bulan terakhir ini, 8 dari 10 orang di Indonesia pernah mengalami sakit kepala.
Salah satu tipe sakit kepala yaitu tegang merupakan jenis yang paling umum.
Perubahan gaya hidup dan proses adaptasi selama new normal dapat memicu sakit kepala, seperti kurang istirahat dan postur tubuh yang salah dalam waktu yang lama.
Selain itu stress emosional, rasa lapar, atau aktivitas yang berlebihan juga memicu sakit kepala.
Sebuah laporan juga menemukan bahwa sekitar 90% orang di usia produktif menderita sakit kepala akibat stres.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Stres Dapat Membuat Sakit Kepala? Begini Penjelasannya
Baca juga: Kapan Sebaiknya Sakit Kepala Dibawa ke Rumah Sakit ? Berikut Penjelasan Dokter
Baca juga: Berikut Jenis-jenis Sakit Kepala yang Perlu Diketahui Agar dapat Ditangani Secara Tepat
Tren ini meningkat selama pandemi dikarenakan aktivitas harian yang padat dan kebanyakan orang di usia produktif tidak memiliki waktu berisitirahat.
Karenanya perlu solusi cepat untuk kembali bekerja dengan cepat saat sakit kepala.
Melihat tren tersebut, Bayer Indonesia berkomitmen untuk mendukung program pemerintah.
Upaya ini melalui peluncuran kampanye edukasi masyarakat bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional ke 57, yaitu kampanye edukasi “Indonesia Bangkit Gak Pake Lama”.
Hal ini diungkapkan oleh Head of Communications, Public Affairs, Science & Sustainability, Bayer Indonesia, Laksmi Prasvita.
Menurutnya, kampanye ini untuk mendukung upaya Pemerintah dalam mendorong masyarakat mengembalikan semangat produktivitas di adaptasi tatanan hidup baru.
Ini juga untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang perawatan mandiri di masa pandemi.
“Kampanye ini merupakan komitmen berkelanjutan dari Bayer Indonesia melalui Saridon Extra dalam mendukung pemerintah untuk mendorong masyarakat kembali produktif di masa adaptasi tatanan hidup baru," ungkapnya secara virtual, Sabtu (23/10/2021). (*)