TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Dokter di NYU Langone Health telah berhasil menyelesaikan transplantasi ginjal non-manusia pertama ke tubuh manusia pada bulan lalu.
Menurut pernyataan baru-baru ini, prosedur yang dikenal sebagai 'xenotransplantasi' ini menggunakan ginjal yang diperoleh dari babi hasil rekayasa genetika yang dipasang pada pasien yang menggunakan ventilator.
Tidak ada tanda penolakan
Profesor Bedah dan Ketua Departemen Bedah di NYU Langone, Robert Montgomery, serta Direktur Institut Transplantasi Langone NYU, Leon Pachter pun memimpin tim bedah selama 2 jam operasi.
Selama periode transplantasi dan pengamatan, para peneliti tidak mendeteksi tanda-tanda penolakan kekebalan pada tubuh pasien.
Ini menandai sisi positif dalam penggunaan organ hewan untuk membantu pasien manusia.
"Penelitian ini memberikan harapan baru untuk pasokan organ yang tidak terbatas, pengubah permainan potensial untuk bidang transplantasi dan orang-orang yang kini sekarat karena kekurangan organ," kata Montgomery dalam sebuah pernyataan.
Kebutuhan 'signifikan' terkait organ
Dikutip dari laman Healthline, Kamis (28/10/2021), menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS), pada hari tertentu, ada sekitar 75.000 orang yang menunggu untuk mendapatkan organ.
Namun, hanya sekitar 8.000 donor organ dari mereka yang telah meninggal yang tersedia setiap tahunnya.
Baca juga: Ahli Bedah AS Berhasil Menguji Transplantasi Ginjal Babi ke Manusia
Seperti yang disampaikan Wakil Ketua Operasi dan Direktur Pusat Transplantasi di Northwell Health di Manhasset, New York, Lewis Teperman.
"Kebutuhan organ sangat mengerikan di Amerika Serikat," kata Teperman.
Angka Administrasi Sumber Daya dan Layanan Kesehatan (HRSA) di AS menunjukkan bahwa setiap 9 menit, seseorang ditambahkan ke dalam daftar tunggu transplantasi, dan 17 orang meninggal setiap hari karena menunggu donor organ.
Bukan ide baru