Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyakit diare membuat penderitanya sering buang air besar (BAB). Kotorannya pun encer.
Apabila mengalami kondisi tersebut tentu saja mengganggu aktivitas.
Namun, kata dr Santi dari Medical Center Kompas Gramedia, kadang penderita diare menganggap yang dialaminya adalah perkara sepele.
"Kadang pasien merasa hanya diare, anggap sepele. Nah paling penting saat diare menjaga supaya cairan dan elektrolit dalam tubuh kita supaya tidak berkurang jauh," ungkapnya pada kanal YouTube Sonora FM, dikutip, Rabu (10/11/2021).
Baca juga: Jangan Dianggap Sepele, Diare Bisa Jadi Tanda Munculnya Penyakit Lain
Baca juga: Apa Itu Virus Marburg? Ini Gejala yang Dialami Pasien, dari Demam hingga Diare Parah
Oleh karena itu penting untuk memerhatikan gejala dehidrasi pada tubuh. Tanda utama dari dehidrasi adalah merasa lemas dan haus.
Selain itu khusus pada anak, tanda dehidrasi yang menonjol adalah bagian kepala yang masih lunak pada bayi terlihat cekung. Selain itu mata pada anak terlihat cekung dan kering.
"Kalau nangis enggak ada air matanya. Lidah dan bibir kering. Kalau tidak, terjadi buang air tiga jam, tanda yang tersebut harus diperhatikan," katanya lagi.
Baca juga: Mengetahui Tanda-tanda Anak Sembelit dan Cara Mengatasinya
Selain demam, muncul darah saat buang air besar. Terdiri dari dua jenis darah yaitu segar atau darah kehitaman. Bila ada tanda-tanda tersebut, dr Santi menyarankan untuk segera ke dokter.
"Tanda tanda lain yang menyebabkan harus ke dokter adalah diare muncul sesudah minum obat tertentu. Misalnya antibiotik, anti nyeri, saluran pencernaan, terus diare. Hati hati siapa tahu itu efek samping dari obat-obatan," kata dr Santi lagi.
Beberapa obat-obatan yang sering membuat diare di antaranya antibiotik, kanker, anti depresi, hipertensi, GERD, dan anti radang. Biasa begitu diketahui, bisa diganti dengan obat lain.