Tren berjemur saat ini meningkatkan papqran kulit terdahap sinar UV.
Kurangnya paparan radiasi UV telah dikaitkan dengan kekurangan vitamin D, sementara paparan berlebihan dikaitkan dengan peningkatan insiden karsinoma, melanoma maligna, dan jenis kanker kulit lainnya .
Sunburn atau kulit terbakar juga merupakan isu yang perlu diperhatikan, sering kali terjadi karena pajanan UVB yang tinggi pada kulit.
Naiknya suhu dapat memperkuat paparan UV, peningkatan suhu per derajat selsius akan meningkatkan sekitar 2 persen dosis UV.
Faktor penting lainnya dalam paparan sinar UV adalah lapisan ozon atmosfer. Lapisan ozon adalah bagian stratosfer bumi, berfungsi sebagai perisai yang melindungi permukaan dari radiasi UV. Saat ini tejadi penipisan lapisan ozon yang meningkatkan paparan sinar UV.
2. Peningkatan Polusi Udara
Peningkatan polusi udara memiliki efek besar pada kulit manusia.
Seiring dengan radiasi ultraviolet (UVR), kulit terkena udara polutan seperti hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH), senyawa organik yang mudah menguap(VOC), nitrogen oksida (NOx), partikel (PM), ozon (O3), dan zat lain seperti:yang ditemukan dalam asap rokok.
Polutan udara dapat sangat mengganggu fungsi normal lipid, DNA, dan protein dalam kulit manusia melalui kerusakan oksidatif.
" Paparan polusi udara pada kulit telah dikaitkan dengan kondisi kulit inflamasi atau alergi seperti: dermatitis atopik, eksim, psoriasis, dan jerawat, serta serta penuaan kulit dan kanker kulit," ujar dokter Arini.
3. Cuaca Ekstrim dan Klimatologi
Frekuensi kejadian bencana alam meningkat dari waktu ke waktu, Tsunami laut dari India, Badai Katrina, hingga gelombang panas di India dan Pakistan.
Di Indonesia sendiri berpotensi terjadi peningkatan penyakit kulit akibat banjir.
Contoh kasus kulit akibat bencana alam yang dilaporkan di luar negri antara lain: