Penyebaran bencana alam telah mengubah literatur tentang infeksi kulit. Setelah Badai Katrina pada tahun 2005, Pusat Pengendalian Penyakit dan Pencegahan (CDC) melaporkan infeksi luka dengan Staphylococcus resisten methicillinaureus (MRSA), Vibrio vulnificus, dan Vibrio parahaemolyticus di antara penduduk lokal dan tinea corporis (jamur kulit), folikulitis (infeksi bakteri kulit), miliaria (biang keringat), dan gigitan serangga di antara personel penyelamat.
Tsunami Samudra Hindia Desember 2004, terjadi kasus-kasus baru kondisi dermatologis yang terkait dengan banjir. Penyakit yang resistan terhadap banyak obat,infeksi polimikrobial, dan patogen lain yang tidak biasa, seperti Burkholderia pseudomallei, Cladophialophora bantiana, dan abses Mycobacterium, ditemukan setelah terpapar air tawar yang terkontaminasi oleh banjir.
Kemudian, dalam laporan lain, Hiransuthikul et al. menemukan 515 (66,3%) penyintas tsunami dengan trauma luka didiagnosis dengan infeksi kulit dan jaringan lunak, yang terbanyak karena spesies Aeromonas.
4. Cuaca Ekstrem
Anak-anak di kota Jacobabad, mengalami masalah kulit serius seperti sunburn (kulit terbakar) yang kemudian terjadi komplikasi akibat infeksi akibat hygiene yang buruk.
Anak-anak dan dewasa juga mengalami biang keringat. Tidak sedikit kasus heat stroke, yaitu kondisi yang terjadi akibat overheating (badan terlalu panas), biasanya terjadi akibat suhu di atas 40 derajat.
Di Jacobabad, Pakistan suhu dapat mencapai 52 derajat celcius.
5. Pemanasan Global dan Kulit Menular
Perubahan lingkungan karena pemanasan global dapat mengubah pola dan dinamika penyakit.
Seiring dengan globalisasi dan pergeseran demografis, perubahan iklim akan menjadi salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi wabah patogen di masa depan.
Iklim yang memanas akan mendorong penyakit yang sebelumnya terbatas di dataran rendah dan daerah tropis menjadi terdapat di dataran tinggi.
Mengobati wabah penyakit, potensi resisten terhadap antimikroba, akan menjadi tantangan untuk profesional kesehatan termasuk dokter kulit.
Kekeringan dapat menyebabkan masalah kulit.
Misalnya kekurangan air untuk kebersihan pribadi dapat menyebabkan penyakit kulit seperti kudis dan impetigo (infeksi bakteri kulit).
6. Paparan Sinar Matahari Terhadap Rambut
Paparan sinar matahari menyebabkan rambut menjadi kering, tekstur permukaan kasar, kilau berkurang, kekakuan dan kerapuhan rambut, serta perubahan warna.
Pada pemeriksaan mikroskop elektron rambut yang terkena sinar matahari menunjukkan pecahnya lapisan luar kutikula atau bahkan disintegrasi seluruh lapisan kutikula dan terjadi pemisahan pada ujungnya.