TRIBUNNEWS.COM – Tahukah Anda, Indonesia menempati urutan kelima negara dengan kasus diabetes terbanyak di dunia. Hal ini diungkapkan Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia (RI) Dante Saksono Harbuwono.
“Indonesia menempati urutan kelima diabetes di dunia. Dari evaluasi kelihatan satu dari sepuluh orang di Indonesia menderita diabetes," kata Dante, seperti dilansir Kompas.com, Senin (22/11/2021).
Untuk itu, diperlukan upaya antisipasi dan deteksi sejak dini agar terhindar dari penyakit diabetes. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mengetahui gejala prediabetes.
Dikutip Tribunnews.com dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Senin, prediabetes adalah kondisi ketika kadar glukosa atau gula dalam darah seseorang lebih tinggi dari kadar gula normal, tetapi tidak cukup tinggi untuk dianggap sebagai diabetes tipe 2.
Diabetes tipe 2 adalah penyakit yang terjadi karena insulin yang ada dalam tubuh tidak dapat bekerja maksimal untuk membantu memproses glukosa. Akibatnya, kadar glukosa dalam peredaran darah menjadi tinggi.
Baca juga: Orangtua, Ini Penyebab Diabetes pada Anak yang Perlu Diwaspadai
Lalu, apa saja gejala-gejala prediabetes pada seseorang?
Melansir Mayo Clinic, Senin, umumnya prediabetes memang tidak menunjukkan gejala atau tanda apa pun.
Namun, ada kemungkinan orang yang mengalami prediabetes menunjukkan perubahan warna kulit pada area tubuh tertentu, yaitu kulit menjadi lebih gelap.
Umumnya, kondisi kulit yang gelap tersebut terjadi pada area leher, ketiak, siku, lutut, atau buku-buku jari.
Selain itu, ada pula beberapa gejala yang menunjukkan bahwa prediabetes yang diderita seseorang telah berkembang menjadi penyakit diabetes tipe 2.
Gejala yang mungkin muncul, antara lain:
- Penambahan berat badan
- Rasa lapar atau haus yang berlebihan
- Sering buang air kecil akibat meningkatnya asupan cairan untuk menghilangkan rasa haus yang berlebihan
- Kelelahan
Baca juga: Tampak Sepele, 7 Gejala Diabetes Tipe 2 Ini Bisa Berbahaya
Siapa saja yang berisiko menderita prediabetes?
Dilansir dari CDC, Senin, beberapa orang dengan kondisi seperti berikut ini, rentan terkena penyakit prediabetes.
- Usia lebih dari 45 tahun
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit diabetes tipe 2
- Berolahraga kurang dari 3 kali seminggu
- Mengalami diabetes selama kehamilan atau melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kilogram (kg)
- Memiliki sindrom ovarium polikistik
Sebagai informasi, sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovary syndrome (PCOS) merupakan kondisi ketika ovarium menghasilkan hormon androgen yang berlebihan.
Melansir Hopkins Medicine, Senin, androgen adalah hormon seks pria yang biasanya ada pada tubuh wanita dalam jumlah kecil.
Baca juga: Keluarga Punya Riwayat Diabetes? Kontrol Gula Darahmu Sebelum Program Hamil
Pemeriksaan prediabetes
Apabila termasuk orang yang berisiko terkena penyakit prediabetes, sebaiknya Anda memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan kondisi kesehatan.
Dilansir Tribunnews.com dari Medline Plus, Senin, terdapat dua tes darah yang bisa mendiagnosis prediabetes, yaitu tes gula darah puasa dan tes hemoglobin A1c (HbA1c).
Tes gula darah puasa adalah pengukuran kadar gula darah pada waktu tertentu. Untuk menjalani tes ini, Anda harus berpuasa dengan tidak minum dan makan selama minimal delapan jam sebelum pemeriksaan.
Apabila hasil tes menunjukkan kadar gula dalam darah Anda adalah 99 miligram per desiliter (mg/dL) atau kurang, maka tidak perlu khawatir karena kondisi tersebut normal.
Namun, apabila kadar gula dalam darah Anda mencapai 100 hingga 125 mg/dL, maka Anda sudah termasuk kategori prediabetes.
Jika kadar gula dalam darah lebih dari 126 mg/dL, Anda sudah masuk kategori diabetes tipe 2.
Sementara itu, pemeriksaan HbA1c akan mengukur kadar gula darah rata-rata selama tiga bulan terakhir. Hasil tes ini akan ditunjukkan dalam persentase.
Apabila persentase hasil semakin tinggi, artinya kadar gula darah Anda juga semakin tinggi.
Baca juga: BPJS Kesehatan Raih Penghargaan Best Social Economy Contribution
Setelah dilakukan pemeriksaan, jika kadar gula darah Anda di bawah 5,7 persen, artinya Anda masih dalam kondisi normal.
Namun, jika kadar gula darah berada di antara 5,7 sampai 6,4 persen, artinya Anda sudah masuk kategori prediabetes. Adapun jika kadar gula darah lebih dari 6,5 persen, maka Anda sudah masuk kategori diabetes tipe 2.
Jadi, semakin cepat Anda mendeteksi prediabetes, semakin cepat pula penanganannya. Untuk itu, jangan ragu mengunjungi fasilitas kesehatan (faskes) terdekat dan lakukan pemeriksaan.
Saat melakukan pendaftaran pemeriksaan, tunjukkan kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Anda kepada petugas di bagian pendaftaran.
Namun, jika Anda dan keluarga belum terdaftar BPJS Kesehatan, segera daftarkan diri melalui beberapa pilihan layanan pendaftaran BPJS Kesehatan, seperti Pandawa, pesan WhatsApp nomor 08118750400, Telegram BPJS Kesehatan, Aplikasi Mobile JKN, atau telepon BPJS Kesehatan Care Center di nomor 165.
Selain itu, Anda juga bisa mendaftarkan diri melalui mobile customer service (MCS) atau datang langsung ke kantor cabang BPJS kesehatan terdekat di kota Anda.