TRIBUNNEWS.COM - Demensia merupakan penyakit yang ditandai dengan hilangnya fungsi kognitif, berpikir, mengingat, dan bernalar yang dapat mengganggu kehidupan dan aktivitas sehari-hari seseorang.
Seseorang yang mengalami demensia tidak dapat mengendalikan emosi mereka, dan kepribadian mereka dapat berubah sewaktu-waktu.
Demensia lebih sering terjadi seiring bertambahnya usia, akan tetapi bukan merupakan bagian normal dari penuaan.
Banyak orang hidup sampai usia 90-an, akan tetapi tanpa adanya tanda-tanda demensia.
Dikutip dari healthline, demensia lebih sering terjadi pada orang yang berusia di atas 65 tahun, tetapi juga dapat terjadi pada orang-orang yang lebih muda.
Gejala awal demensia dapat dimulai ketika orang berusia 30, 40, atau 50-an.
Demensia memiliki beberapa tanda dan gejala yang perlu diketahui.
Gejala demensia di antaranya hilangnya ingatan, kesulitan berbicara, hingga kesulitan mengelola uang.
Namun, masih terdapat beberapa gejala lain dari demensia yang perlu diketahui.
Apa saja gejala tersebut?
Baca juga: Mengenal Penyakit Alzheimer: Pengertian, Fakta, Gejala, Penyebab, Faktor Risiko, hingga Tahapan
Baca juga: Studi Hasil Otopsi di AS: Otak Pasien Covid-19 yang Parah Mirip Otak Pasien Alzheimer dan Parkinson
Dilansir nia.nih.gov, berikut gejala hingga jenis dari demensia, yakni:
Gejala Demensia
Berikut gejala yang akan dirasakan oleh orang dengan penyakit demensia:
- Hilang ingatan, penilaian yang buruk, dan merasa bingung
- Kesulitan berbicara, memahami dan mengungkapkan pikiran, atau membaca dan menulis
- Tersesat dan kebingungan saat berada di tempat yang sebelumnya sudah dikenal
- Kesulitan mengelola uang
- Sering memberikan pertanyaan secara berulang
- Menggunakan kata-kata yang tidak biasa untuk merujuk pada objek yang sudah dikenal
- Membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas harian yang biasa dikerjakan
- Kehilangan minat pada aktivitas dan kegiatan sehari-hari
- Mengalami halusinasi, delusi atau paranoia
- Bertindak impulsif
- Tidak peduli dengan perasaan orang lain
- Kehilangan keseimbangan dan masalah dengan gerakan tubuh
Penyebab Demensia
Penyebab Alzheimer dan demensia bervariasi, tergantung pada jenis perubahan otak yang mungkin terjadi.
Sebuah penelitian menemukan bahwa beberapa perubahan di otak terkait dengan jenis demensia tertentu.
Sampai saat ini, penyebab yang mendasarinya belum diketahui.
Namun, mutasi genetik yang langka dapat menyebabkan demensia pada sejumlah orang.
Meskipun belum ada upaya pencegahan yang terbukti secara umum, menjalani gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi faktor risiko demensia.
Jenis Demensia
Lima bentuk demensia yang paling umum adalah:
- Alzheimer
Alzherimar disebabkan oleh perubahan di otak, termasuk penumpukan protein yang tidak normal, yang dikenal sebagai plak amiloid.
- Demensia frontotemporal
Merupakan bentuk langka dari demensia yang cenderung terjadi pada orang yang berusia di bawah60 tahun.
- Lewy body dementia
Merupakan suatu bentuk demensia yang disebabkan oleh jumlah tidak normal pada protein alpha-synuclein, yang disebut lewy body.
- Demensia vaskular
Merupakan suatu bentuk demensia yang disebabkan kondisi yang merusak pembuluh darah di otak atau mengganggu aliran darah dan oksigen ke otak.
- Demensia campuran
Merupakan kombinasi dari dua atau lebih jenis demensia.
Langkah Pengobatan Demensia
Pada laman mayoclinic.org, dijelaskan mengenai langkah pengobatan demensia, berikut penjelasannya:
Medikasi
- Inhibitor kolinesterase
Donepezil (Aricept), rivastigmine (Exelon) dan galantamine (Razadyne) mampu meningkatkan kadar bahan kimia untuk meningkatkan memori dan kemampuan menilai sesuatu.
Meskipun obat tersebut digunakan untuk mengobati penyakit Alzheimer, namun jenis obat-obatan tersebut dapat diresepkan untuk jenis demensia yang lain, termasuk demensia vaskular, demensia penyakit Parkinson, dan demensia boy lewy.
Efek samping obat tersebut, bisa berupa mual, muntah, dan diare, selain itu detak jantung melambat, pingsan dan gangguan tidur.
- Memantin
Memantine (Namenda) berfungsi untuk mengatur aktivitas glutamat, pembawa kandungan kimia lain dalam fungsi otak, seperti memori dan kemampuan belajar.
Dalam beberapa kasus, memantine diresepkan dengan inhibitor kolinesterase.
Efek samping yang umum dari memantine yaitu pusing.
- Obat lain
Dokter mungkin akan meresepkan obat lain untuk mengobati gejala demensia, seperti depresi, gangguan tidur, halusinasi, parkinsonisme, atau agitasi.
Terapi
Beberapa gejala demensia dan masalah perilaku dapat diobati pada awalnya menggunakan beberapa terapi, yakni:
- Occupational Theraphy
Terapis okupasi dapat menunjukkan bagaimana membuat rumah terasa lebih aman.
Tujuannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan, seperti jatuh, serta mengelola perilaku pengidap demensia.
- Memodifikasi lingkungan
Anda mungkin perlu menyembunyikan benda yang dapat mengancam keselamatan, seperti pisau dan kunci mobil.
- Memberikan Tugas yang Mudah
Berikan tugas kepada orang yang mengalami demensia yang lebih mudah untuk dikerjakan.
Rutinitas dan aktivitas sehari-hari juga dapat membantu mengurangi kebingungan pada penderita demensia.
Baca juga: Gejala Anxiety Disorder dan Tipe - Tipenya yang Banyak Tidak Diketahui
(Tribunnews.com/Arkan)