Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Merepons permintaan bantuan tenaga medis dalam penanganan korban luka bakar akibat erupsi gunung Semeru, Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia (PERAPI) siap menerjunkan dokter yang dibutuhkan dari wilayah terdekat.
"Iya sudah ada (koordinasi). Jadi kami dari bedah plastik untuk mengelola korban luka bakar akibat erupsi Gunung Semeru," kata Ketua Perhimpunan Bedah Plastik Indonesia dr Najat saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (6/12/2021).
Ia mengatakan, ada dua dokter spesialis bedah plastik yang diterjunkan dari wilayah terdekat.
Yakni, satu yang dari Malang dan satu dari Jember.
Baca juga: Imbas Erupsi Semeru, 10 Trafo Listrik Belum Bisa Dinyalakan Hingga Hari Ini
"Dua daerah itu ada spesialis bedah plastiknya. Kemudian di-backup sama dari Surabaya. Jadi PERAPI cabang Jawa Timur, kemarin semalam sudah sampai sana. Dokter spesialis bedah plastik sudah mengidentifikasi kondisi lapangan," jelas Dokter Najat.
Selain ini, ada pula dokter yang akan bertugas di rumah sakit Haryoto, jika pasien yang sudah teridentifikasi membutuhkan penanganan lanjutan akan dibawa ke Jember.
Baca juga: Kepala BNPB Serahkan Bantuan Langsung Kepada Pasien Terdampak Erupsi Gunung Semeru
"Jadi dikelola di Jember dan kami secara bergantian mengirim tenaga tim tenaga bedah plastik. Karena kemungkinan tiga hari akan dirotasi akan digilir. Kalau pengelolaan lainnya bisa dikerjakan oleh dokter di sana, jadi enggak masalah," terang dia.
Dokter Najat menyatakan, sejauh ini laporan terkait korban luka bakar perlu ditangani sebanyak 25 orang.
Baca juga: Korban Erupsi Semeru: 15 Warga Meninggal Dunia, 27 Lainnya Hilang, Warga Terdampak 5.205 Jiwa
Namun jumlah korban memungkinkan masih terus bertambah, lantaran proses indentifikasi di lapangan terus berlangsung.
"Saya dapatkan info itu 25 korban itu di RSUD Pasirian dikelola di sana dan nanti yg agak berat dikirim ke RS Haryoto itu masih berkembang terus proses di lapangan masih berlangsung," ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan, pemerintah berfokus menyelamatkan korban bencana erupsi Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Para korban akibat erupsi Gunung Semeru banyak yang mengalami luka bakar parah. Ada pula korban cedera yang tertimpa reruntuhan bangunan.
Bahkan ada korban yang alami luka bakar sampai 80 persen. Karena itu, ini sedang kita perhatikan secara khusus untuk korban-korban ini yang terbakar.
"Kita meminta bantuan dokter spesialis dan dokter sub spesialis untuk menangani, kemudian dokter bedah plastik, kemudian perawat yang sudah pengalaman merawat orang terbakar, dan seterusnya. Tadi saya sudah meminta Pak Menkes untuk segera mengirimkan bantuan-bantuan itu," ucap Muhadjir.
Korban Meninggal 15 Orang
Sementara itu, data terbaru dariPos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru hari ini melaporkan, jumlah korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru berjumlah 15 orang.
Jumlah korban jiwa tersebut bertambah dari sebelumnya berjumlah 14 orang. Posko juga melaporkan jumlah warga yang masih dinyatakan hilang sebanyak 27 orang.
"Namun demikian, pengecekan dan validasi data terus dilakukan untuk memastikan status korban tersebut," ujar Plt Kapusdatin BNPB, Abdul Muhari.
Hingga hari ketiga, posko tetap melakukan operasi pencarian dan pertolongan terhadap kemungkinan warga yang menjadi korban awan panas guguran Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, yang meletus Sabtu (4/12/2021) sore.
Total korba terdampak yang berhasil dihimpun oleh Posko, yaitu warga terdampak 5.205 jiwa, hilang 27 dan meninggal dunia 15. Posko menurutnya masih memutakhirkan data warga terdampak.
"Dari jumlah mereka yang meninggal dunia, sebanyak 8 jiwa teridentifikasi di Kecamatan Pronojiwo, sedangkan 7 lainnya di Kecamatan Candipuro," katanya.
Sementara itu, total jumlah warga yang mengungsi mencapai 1.707 jiwa. Mereka tersebar di 19 titik.
Sebaran para pengungsi berada di Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, sebanyak 9 titik pos pengungsian. Pos pengungsian berada di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Supiturang 04, Masjid Baitul Jadid Dusun Supiturang, SDN Oro Oro Ombo 3, SDN Oro Oro Ombo 2, Masjid Pemukiman Dusun, Kampung Renteng (Desa Oro Ombo).
Kemudian, di Balai Desa Oro Oro Ombo, Balai Desa Sumberurip, SDN Sumberurip 2 serta beberapa rumah kerabat di sekitar Dusun Kampung Renteng dan Dusun Sumberbulus di Desa Oro Oro Ombo.
Sebaran pos pengungsian di Kecamatan Candiro berada di 6 titik pos pengungsian, antara lain Balai Desa Sumberwuluh, Balai Desa Penanggal, Balai Desa Sumbermujur, Dusun Kampung Renteng (Desa Sumberwuluh), Dusun Kajarkuning (Desa Sumberwuluh), Kantor Camat Candipuro.
Sebaran pos pengungsi di Kecamatan Pasirian sebanyak 4 titik yaitu Balai Desa Condro, Balai Desa Pasirian, Masjid Baiturahman Pasirian dan Masjid Nurul Huda Alon Pasirian.
Selain berdampak pada korban jiwa, awan panas guguran juga merusak sektor pemukiman dan infrastrukur di beberapa kecamatan di Kabupaten Lumajang.
" Data sementara menyebutkan rumah terdampak berjumlah 2.970 unit, fasilitas pendidikan terdampak langsung 38 unit, jembatan putus 1 unit (Gladak Perak yang berada di Desa Curah Kobokan, penghubung antara Lumajang dan Malang)," pungkasnya.