TRIBUNNEWS.COM - Trauma adalah respons emosional terhadap peristiwa mengerikan seperti kecelakaan, pemerkosaan atau bencana alam.
Seseorang yang mengalami trauma, dapat merasakan berbagai emosi, baik segera setelah kejadian maupun dalam jangka panjang.
Mereka mungkin merasa kewalahan, tidak berdaya, terkejut, atau mengalami kesulitan memproses pengalaman mereka.
Baca juga: Varian Omicron Sudah Terdeteksi di 45 Negara, Apa yang Akan Dilakukan Indonesia?
Baca juga: Hari Antikorupsi Sedunia 9 Desember 2021, Berikut Kumpulan Ucapan dan Sejarah Hakordia
Trauma juga dapat menyebabkan gejala fisik.
Trauma dapat memiliki efek jangka panjang pada kesejahteraan seseorang.
Mengutip medicalnewstoday.com, jika gejalanya menetap dan tidak menurunkan tingkat keparahan, dapat menunjukkan bahwa trauma telah berkembang menjadi sebuah kesehatan mental gangguan yang disebut post-traumatic stres disorder (PTSD).
Trauma Healing
Trauma healing adalah proses penyembuhan setelah trauma.
Mengutip psychcentral.com, setiap orang merespons secara berbeda terhadap trauma dan terhadap pengobatan.
Apa yang berhasil untuk satu orang mungkin tidak berhasil untuk orang lain.
Ada trauma healing sederhana yang dapat dilakukan, yakni:
- Akupunktur
- Latihan pernapasan dalam
- Meditasi
- Teknik Relaksasi Progresif
- Yoga
Baca juga: Apa Itu Awan Panas? Berikut Ini Pengertian Awan Panas dan Bahaya Primer Erupsi Gunung Api
Baca juga: Apa itu Banjir? Berikut Ini Pengertian Banjir, Jenis Banjir dan Penyebab Terjadinya Banjir
Selain trauma healing di atas, dapat juga melakukan terapi, yakni:
1. Cognitive behavioral therapy (CBT) atau Terapi perilaku kognitif
Terapi ini membantu mengidentifikasi pola pikir yang tidak membantu, mempelajari keterampilan mengatasi untuk menghadapi situasi sulit, dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang mengapa orang lain berperilaku seperti itu.
Tidak ada jangka waktu yang ditetapkan untuk berapa lama metode ini berlangsung.
Bisa beberapa bulan sampai beberapa tahun, tergantung perkembangannya.
2. Prolonged exposure (PE) therapy atau Terapi paparan berkepanjangan
Terapi ini mengajarkan cara menghadapi perasaan yang terkait dengan pemicu secara bertahap di lingkungan yang aman.
3. Eye movement desensitization and reprocessing (EMDR) atau Desensitisasi dan pemrosesan ulang gerakan mata
Metode ini bekerja secara langsung dengan memori.
Setelah Anda memilih memori atau peristiwa apa yang ingin Anda kerjakan, seorang dokter terlatih akan membuat Anda fokus pada memori saat menggunakan serangkaian nada lembut atau ketukan lembut bergantian.
Saat pemikiran tentang acara tersebut muncul, Anda akan memiliki kesempatan untuk memprosesnya dengan cara baru.
(Tribunnews.com/Widya)